Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat

Secara umum, pelaku usaha percetakan di Indonesia cenderung fleksibel dan adaptif.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 19 Mei 2025 | 21:01 WIB
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
Jumpa pers terkait Jogja Printing Expo (JPE) 2025 di Jogja Expo Centre (JEC), Senin (19/5/2025).

Perkembangan Bisnis Percetakan di Indonesia

Budaya bisnis di sektor percetakan di Indonesia sejauh ini sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar, teknologi digital, serta pola konsumsi masyarakat.

Secara umum, pelaku usaha percetakan di Indonesia cenderung fleksibel dan adaptif, terutama pada usaha kecil-menengah (UKM).

Mereka masih banyak yang mengandalkan cara konvensional dalam operasional dan promosi.

Baca Juga:Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan

Namun, budaya inovasi dan digitalisasi masih belum merata.

Banyak percetakan yang belum melakukan diversifikasi layanan atau investasi pada teknologi digital printing modern.

Jika kembali di 2023 lalu, bisnis percetakan baru memulai pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Percetakan banyak yang bergerak untuk event dan UMKM termasuk produk custom seperti packaging dan souvenir.

Masih di tahun yang sama, platform online printing mulai diminati, tetapi masih terbatas pada kota besar.

Baca Juga:Berbah Sleman Akhirnya segera Punya SMA Negeri, Warga Tak Perlu Sekolah ke Kecamatan Lain

Beranjak ke 2024, budaya di bisnis cetak mencetak ini akhirnya beralih. Banyak pemilik percetakan yang membuat segmentasi, misalnya bergerak di wedding invitation premium, custom merchandise.

Di tahun ini pelaku usaha yang kecil banyak yang gulung tikar. Mereka justru menjual jasa desain atau digital marketing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak