"Saling percaya, saling menghormati. Inilah modal untuk hanya satu kali putaran di Liga 2 nanti, tahun depan masuk lagi di jajaran Liga 1," pungkasnya.
Diketahui PSS Sleman harus menelan pil pahit terdegradasi ke Liga 2 musim depan.
Tim Super Elang Jawa mengakhiri kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 dengan finish di posisi ke-16 dengan raihan 34 poin, atau terpaut dua angka saja dari zona aman.
Tak hanya itu, setelah PSS Sleman dipastikan degradasi ke Liga 2 musim depan, mereka turut harus bayar denda ratusan juta rupiah akibat ulah suporternya sendiri.
Baca Juga:Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
Hal ini dikarenakan kelompok suporter PSS Sleman menyalakan puluhan flare yang mengganggu jalannya pertandingan, bahkan membuat beberapa penonton mengalami sesak nafas, hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Itu terjadi saat PSS Sleman menjamu Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada 17 Mei 2025 yang merupakan pekan ke-33 Liga 1 2024/2025.
Sanksi untuk yang dijatuhi Komite Disiplin (Komdis) PSSI kepada PSS Sleman adanya denda yang jumlahnya cukup besar yaitu Rp270 juta.
Itu belum ditambah Rp25 juta lagi untuk panitia pertandingan PSS Sleman di laga yang sama.
Selain itu minus 3 poin di awal laga musim 2024/2025 juga menjadi alasan lain PSS sulit untuk bertengger di zona hijau.
Baca Juga:Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pengurangan tiga poin itu berasal dari dugaan pengaturan skor yang terjadi kala skuad Super Elang Jawa menghadapi Madura FC di Liga 2 pada 2018 silam.
Bukti tersebut melibatkan oknum di tubuh PSS yang akhirnya mendapat hukuman pengurangan 3 poin.
Meski demikian, PSS Sleman harus berbenah lebih lagi di musim 2025/2026 pada Liga 2 nanti.