Cedera itu sempat membuat keluarga cemas. Namun, dengan pemulihan ketat dan semangat baja, ia kembali ke lintasan. Tidak sekadar ikut, ia menang.
"Padahal kakinya baru sebulan pulih. Tapi dia tetap balapan, tetap juara. Luar biasa," ucap sang ibu, Meilina Hananingsih, penuh haru.
![Ayah Veda Ega Pratama, Sudarmono saat menunjukkan koleksi motor balap milik anaknya di Padukuhan Wareng 3, Kalurahan Wareng, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Senin (23/6/2025). [Kontributor/Julianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/23/44933-motor-veda-ega-pratama.jpg)
Tinggalkan Gunungkidul, Menetap di Spanyol Demi Mimpi
Kini Veda tinggal di Spanyol, negara yang dikenal sebagai pusat pembinaan pebalap dunia. Ia mengikuti sekolah balap di sana, dengan visa pelajar.
Setiap minggu, ia menjalani latihan fisik, teknik motor, hingga simulasi balapan. Semua dilakukan dengan disiplin tinggi.
"Kalau di Spanyol, satu provinsi saja bisa punya 3 sampai 5 sirkuit. Dukungan pemerintah juga sangat besar. Di sana, pebalap muda dipersiapkan dengan serius sejak kecil," jelas Sudarmono.
Meski demikian, semangat Gunungkidul tetap membara dalam darah Veda. Ia tak lupa asalnya. Ia tahu, dari lapangan parkir sederhana itu, ia mulai bermimpi.
Red Bull Rookies Cup: Medan Tempur Para Calon Legenda
Red Bull Rookies Cup bukan ajang sembarangan. Ini adalah gerbang menuju Moto3, lalu Moto2, dan akhirnya MotoGP.
Baca Juga:Gunungkidul 'Sentil' UNY: Lahan Hibah, Mana Kontribusi Nyata untuk Masyarakat?
Veda bertarung melawan pebalap-pebalap muda terbaik dunia. Ia mencetak sejarah sebagai pebalap Indonesia pertama yang juara dua kali di ajang ini.
Jika ia berhasil masuk tiga besar klasemen akhir tahun ini, maka ia akan mendapat dispensasi khusus untuk naik ke Moto3 meski belum berusia 18 tahun.
"Kalau bisa tiga besar, dia langsung naik. Tapi persaingannya berat karena semua rebutan posisi itu," ungkap Sudarmono.
Dukungan Lokal, Harapan Nasional
Kemenangan Veda menyulut kebanggaan besar bagi masyarakat Gunungkidul. Pemerintah daerah menggelar doa bersama dan memberikan penghargaan khusus.
Ketua DPRD Gunungkidul, Endang Sri Sumiyartini, menyebut Veda sebagai "aset nasional yang lahir dari ketekunan dan semangat tak tergoyahkan"