Sehingga dapat mendorong masyarakat agar lebih aktif mengambil peran di lingkungannya.
"Harapan saya ini menjadi kekuatan baru di desa dengan harapan pemerintah desa juga berubah, tapi juga harapan saya masyarakat juga bisa mengambil inisiatif," ucapnya.
Apalagi setiap desa/kelurahan, kata Sultan, telah memiliki desain pengembangan unit usaha sesuai potensi lokal.
Misalnya saja Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sinduadi Mlati Sleman, yang memiliki sejumlah gerai mulai dari jasa, klinik, apotek, unit simpan pinjam, koperasi sembako, cold storage, pangkalan gas LPG, gerai kantor pos, dan gerai pupuk subsidi.
Baca Juga:Koperasi Merah Putih: Senjata Rahasia Bantul Bangkitkan Ekonomi Desa? Anggaran Rp1 Miliar Disiapkan
Ketua Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sinduadi Mlati, Kliwon, menjelaskan koperasi yang dipimpinnya kini telah mengelola berbagai gerai layanan.
Berawal dari simpan pinjam dengan 955 anggota, Koperasi Sinduadi kini memiliki modal Rp1,1 miliar dan mengelola gerai sembako, apotek, cool storage, pengiriman barang, hingga pupuk subsidi.
"Pengembangan kami ada gerai sembako, pada saat ini tanggal 1–18 Juli kemarin sudah ada omzet Rp57,3 juta," ungkap Kliwon.
Ia menambahkan, koperasi juga menggandeng berbagai mitra, seperti Kimia Farma, Rajawali Nusantara Indonesia, Pos Indonesia, serta Bulog untuk memperluas layanan ke masyarakat.