Dua Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat Yogyakarta, Alasannya jadi Sorotan

Dua siswa Sekolah Rakyat Yogyakarta mengundurkan diri setelah sebulan. Pengganti telah ditemukan. Semangat siswa lain tinggi, didukung evaluasi positif dan fasilitas baru.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 14 Agustus 2025 | 16:24 WIB
Dua Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat Yogyakarta, Alasannya jadi Sorotan
Para siswa Sekolah Rakyat di Sonosewu, Yogyakarta mengikuti kegiatan di sekolah. [Kontributor Suarajogja/Putu]

SuaraJogja.id - Setelah genap satu bulan program berjalan, dua siswa Sekolah Rakyat di Yogyakarta dipastikan mengundurkan diri.

Keputusan ini diambil setelah berbagai upaya edukasi dan motivasi dilakukan kepada siswa namun keduanya tetap memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.

"Ketika kami sudah benar-benar mengedukasi dan memotivasi mereka, tapi memang keputusannya tidak mau [kembali sekolah], ya sudah. Saya tidak bisa memaksa," papar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih di Yogyakarta, Kamis (14/8/2025).

Menurut Endang, siswa yang berasal Gunung Kidul akhirnya diminta membuat surat pengunduran diri resmi dari Sekolah Rakyat.

Baca Juga:Jumlah Siswa Keracunan di Tiga Sekolah Sleman Bertambah Jadi 178 Orang

Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.

Dinsos pun segera mencari pengganti siswa yang benar-benar memiliki keinginan kuat untuk bersekolah. Saat ini kursi kosong sudah terisi oleh siswa lain.

"Kami minta mereka membuat surat mundur supaya tidak ada nanti hal-hal yang kita tidak inginkan, misalnya bahasa yang beredar seolah-olah dipulangkan, padahal mereka yang mengundurkan diri," jelasnya.

Meski ada yang mundur, lanjut Endang semangat ratusan siswa lain di Sekolah Rakyat diklaim semakin menguat.

Sejak dimulai 14 Juli 2025 lalu, para siswa sudah melalui fase orientasi lingkungan, guru, pengasuh dan teman baru.

Baca Juga:Gus Ipul Akui Sekolah Rakyat Belum Sempurna: Ini Daftar Kekurangan yang Akan Diperbaiki

Bahkan Menteri PU sempat berkunjung ke kawasan tersebut untuk memotivasi siswa dengan sholat berjamaah, makan malam bersama, dan meninjau langsung kegiatan harian mereka.

Menurut evaluasi, perubahan perilaku siswa selama sebulan terakhir sangat positif.

"Mereka disiplin bangun pagi, menjaga kebersihan kamar, dan aktif beribadah. Bahkan, lebih dari separuh siswa kini rutin berpuasa Senin-Kamis, sementara siswa non muslim turut mendukung dengan menemani sahur. Kebersamaan ini disebut menjadi kekuatan utama yang mulai terbangun di asrama," jelasnya.

Dengan masuknya siswa pengganti, Dinsos optimis suasana belajar di Sekolah Rakyat akan tetap kondusif.

Mereka benar-benar merupakan siswa yang mau melanjutkan sekolah.

"Anak-anak baru ini memang mau sekolah. Kami dorong dan dampingi supaya cepat menyesuaikan diri. Semua ini berproses, suasana semakin baik," tandasnya.

Endang menambahkan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Kemensos rencananya akan memberikan fasilitas mendapatkan laptop untuk mendukung pembelajaran digital.

Jumlahnya disesuaikan dengan siswa di masing-masing Sekolah Rakyat.

Proses distribusi seragam juga tengah berjalan.

Ditargetkan akhir Agustus 2025 nanti semua perlengkapan sekolah lengkap.

"Ada tujuh seragam yang disiapkan bagi siswa nantinya," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak