Sebelum Tewas, Diplomat Arya Daru Panik di Mal GI? Keluarga Tuntut Pengusutan Dua Saksi Kunci!

Keluarga diplomat Arya Daru ungkap misteri baru: ponsel yang hilang sempat aktif, padahal polisi simpulkan bunuh diri & tak temukan sidik jari orang lain di lakban.

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:28 WIB
Sebelum Tewas, Diplomat Arya Daru Panik di Mal GI? Keluarga Tuntut Pengusutan Dua Saksi Kunci!
Mendiang Arya Daru Pangayunan (Instagram)

SuaraJogja.id - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), semakin pekat.

Pihak keluarga, melalui kuasa hukumnya, Nicolay Aprilindo, membongkar sederet kejanggalan yang dinilai krusial dan menuntut jawaban tuntas dari pihak kepolisian.

Sorotan utama tertuju pada dua sosok misterius di Mal Grand Indonesia (GI) dan perilaku janggal penjaga indekos korban.

Nicolay menyoroti keterangan polisi yang menyebut Arya sempat bersama dua orang sebelum ditemukan tewas. Pertemuan di pusat perbelanjaan elite Jakarta Pusat itu diduga menjadi pemicu kepanikan sang diplomat.

Baca Juga:Arya Daru Putuskan Bunuh Diri? Keluarga Akui Tak Pernah Dengar Almarhum Mengeluh soal Kerjaan

"Kemudian proses sampaikan juga bahwa dalam keterangan pers dari pihak Polda [Metro Jaya] itu menyatakan bahwa ada 2 orang yang bersama-sama dengan almarhum pada saat di Grand Indonesia yaitu seorang wanita berinisial V dan seorang pria berinisial D," kata Nicolay kepada wartawan pada Sabtu (23/8/2025).

Pihak keluarga mendesak penyidik untuk tidak berhenti pada identifikasi, melainkan mendalami peran keduanya yang dianggap sebagai saksi kunci. Interaksi terakhir mereka dengan Arya diduga menyimpan petunjuk vital terkait penyebab kematiannya.

"Pertanyaan kami adalah sejauh mana pendalaman terhadap wanita berinisial V pria berinisial D. Apa yang menyebabkan almarhum kelihatan panik setelah bertemu 2 orang. Nah ini perlu didalami oleh pihak penyelidik," ucapnya.

"Menurut kami dari penasehat hukum saksi kunci sebelum kematian almarhum baik lokusnya maupun subjeknya. Lokusnya itu ada di Grand Indonesia, subjek hukumnya adalah 2 orang tersebut," imbuhnya.

Tak hanya itu, jejak perjalanan terakhir Arya juga dianggap penting. Nicolay menekankan perlunya memeriksa intensif para sopir taksi yang mengantar Arya dari GI ke kantor Kemlu, dan dari Kemlu menuju indekosnya.

Baca Juga:Misteri Kematian Diplomat Arya Daru: Polisi Sebut Bunuh Diri, Keluarga Bantah Keras!

Bantahan Keras Soal CCTV dan Aksi Janggal Penjaga Kos

Subaryono (tengah), ayah Arya Daru Pangayunan dan kuasa hukum istri Arya Daru, menggelar konferensi pers, Sabtu (23/8/2025). [Youtube tvOneNews]
Subaryono (tengah), ayah Arya Daru Pangayunan dan kuasa hukum istri Arya Daru, menggelar konferensi pers, Sabtu (23/8/2025). [Youtube tvOneNews]

Kejanggalan tak berhenti di sana. Pihak keluarga dengan tegas membantah klaim penjaga kos yang menyebut istri Arya meminta rekaman CCTV digeser.

Bantahan ini membuka babak baru kecurigaan terhadap pihak-pihak di sekitar lokasi kejadian.

"Perlu saya sampaikan bahwa keterangan dari istri almarhum yang bernama Meta Ayu Puspita tidak pernah meminta pergeseran CCTV, istri almarhum menyatakan tidak pernah meminta kepada penjaga kos untuk melakukan pergeseran CCTV," tegas Nicolay.

Hal ini memicu pertanyaan besar: atas dasar apa penjaga kos memberikan keterangan tersebut?

"Sehingga timbul pertanyaan kami dari mana si penjaga kos Siswanto itu menyatakan ada permintaan dari istri almarhum untuk menggeser CCTV. Ini jelas pengaburan fakta kalau bagi kami itu perlu didalami," tuturnya.

Perilaku penjaga kos semakin menjadi sorotan. Kepemilikan kunci ganda kamar Arya menjadi salah satu poin kritis yang dipertanyakan keluarga.

"Ketika dia mengatakan bahwa kunci dari kamar almarhum itu hanya satu tapi pada saat pagi dia membuka dapat kunci lain juga ada 2 berarti double. Ini perlu didalami, kok pemegang kunci penjaga kos bisa memegang dua kunci," ujar Nicolay.

Kecurigaan bertambah saat penjaga kos dengan mudahnya membuka jendela kamar Arya yang terkunci dari dalam.

"Kalau grendel itu masuk ke lubang atau rumah grendelnya itu pasti susah untuk membuka jendela itu. Tapi kok dengan begitu mudah si penjaga kos ini mencungkil jadi dari pojok kiri dekat pintu kiri bawah begitu dicungkil begitu mudahnya jendela itu dibuka," jelasnya.

Rangkaian keanehan ditutup dengan kondisi lampu di lorong dan di dalam kamar mandi. Lampu lorong yang seharusnya menyala otomatis saat mendeteksi gerakan justru tidak berfungsi normal.

Sementara itu, lampu kamar mandi yang biasa dibiarkan menyala oleh Arya, ditemukan dalam keadaan padam.

"Ada satu lagi bahwa keterangan keluarga atau istrinya almarhum tidak pernah mematikan lampu kamar mandi setiap beliau tidur. Ini kok lampu kamar mandinya mati. Ini tanda tanya tanda tanya perlu kita ungkap atau perlu dijawab," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?