UU Perpustakaan Terancam Tak Terlaksana? Hari Literasi Internasional DIY di Ujung Tanduk

Kegiatan ini dilaksanakan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 01 September 2025 | 20:03 WIB
UU Perpustakaan Terancam Tak Terlaksana? Hari Literasi Internasional DIY di Ujung Tanduk
Kepala Bidang Pengembangan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati dan panitia menyampaikan tentang Hari Literasi 2025 di Yogyakarta, Senin (1/9/2025). [Kontributor/Putu]
Baca 10 detik
  • Hari Literasi Internasional tahun ini mengangkat tema "Literasi Inklusi dan Kesejahteraan"
  • Kegiatan ini dilaksanakan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY
  • Namun kondusifitas Jogja harus kembali baik sebelum rangkaian acara ini dihelat

SuaraJogja.id - Rencana penyelenggaraan Hari Literasi Internasional 2025 di DIY masih belum menemukan kepastian.

Kegiatan yang awalnya dijadwalkan pada 4-14 September 2024 tersebut bisa saja ditunda, bahkan terancam batal jika kondisi Yogyakarta belum kondusif akibat berbagai aksi unjukrasa yang berkepanjangan.

Kepala Bidang Pengembangan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati di Yogyakarta, Senin (1/9/2025) menjelaskan pihaknya terus memantau perkembangan sebelum memastikan jalannya acara.

"Harusnya dijadwalkan tanggal 4 [September], tapi karena kondisi seperti ini bisa saja diundur. Hari ini kami adakan doa bersama agar kegiatan Jogja Book Fair tahun 2025 bisa berjalan lancar. Namun Bapak Kepala Dinas sudah berpesan, kita menunggu perkembangan," paparnya.

Baca Juga:Tuntut Jaminan Hidup, Pedagang Teras Malioboro 2 Nekat Jualan di Selasar Malioboro

Hari Literasi Internasional tahun ini mengangkat tema "Literasi Inklusi dan Kesejahteraan." Acara ini merupakan kali ketiga diselenggarakan DPAD DIY dengan fokus utama pada Jogja Book Fair.

Kegiatan ini dilaksanakan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat.

Dewi menekankan, penyelenggaraan Hari Literasi Internasional tidak hanya soal pameran buku, tetapi juga merupakan amanat regulasi.

Dalam Undang-Undang Perpustakaan, pemerintah daerah diwajibkan memfasilitasi buku murah untuk masyarakat.

"Dengan tema literasi inklusi dan kesejahteraan, harapannya masyarakat bisa mendapatkan informasi dari buku asli, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara inklusif, mereka bisa mengakses buku dan setelah itu masyarakat bisa sejahtera dengan informasi di dalamnya, jelasnya.

Baca Juga:Pedagang Teras Malioboro 2 Kembali Unjukrasa Pasca Direlokasi Gegara Sepi Pembeli

Sementara Sekretaris Ikapi DIY, Yusuf Effendi, menyampaikan konsep acara dibuat sesederhana mungkin.

Sejalan dengan kebijakan Pemda DIY, acara kali ini hanya berupa pameran buku dan diskusi literasi.

"Kalau sebelumnya ada panggung hiburan, tahun ini ditiadakan. Konsepnya minimalis, hanya pameran buku dan diskusi literasi. Paling tetap berbasis literasi dan kebudayaan, tidak ada agenda yang keluar dari semangat itu. Kami ingin masyarakat tetap bisa mengakses buku murah, yang baik, original, bukan bajakan," ungkapnya.

Yusuf menambahkan, jika tidak ada halangan, pameran buku direncanakan berlangsung pada 4 hingga 14 September 2025.

Namun ia juga mengakui, seluruh rencana bisa berubah sewaktu-waktu.

Dengan masih menggantungnya jadwal penyelenggaraan Hari Literasi Internasional 2025 di Yogyakarta, Yusuf menegaskan keselamatan dan kondisi sosial tetap menjadi pertimbangan utama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?