Misteri Kematian Mahasiswa Amikom: Keluarga Dipaksa Tolak Autopsi? Ini Kata Kapolda DIY

Kasus meninggalnya Rheza Sendy masih menyisakan misteri, terutama kronologi kematian hingga dugaan dianiaya satuan kepolisian.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 02 September 2025 | 21:32 WIB
Misteri Kematian Mahasiswa Amikom: Keluarga Dipaksa Tolak Autopsi? Ini Kata Kapolda DIY
Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono (kiri) melayat ke rumah duka mahasiswa Amikom Jogja, Rheza Sendy Pratama di Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025) malam. (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Kasus kematian mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama dalam aksi unjukrasa di depan Mapolda DIY pada Minggu (31/8/2025) terus bergulir.

Kali ini muncul isu keluarga dipaksa menandatangani surat pernyataan menolak autopsi sebelum membawa jenazah dari rumah sakit.

Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono menegaskan sejak awal justru kepolisian mengusulkan autopsi almarhum Rheza dilakukan.

Namun keluarga menolak rencana autopsi tersebut dan menganggap kematian Rheza sebagai musibah.

Baca Juga:Investigasi Kematian Mahasiswa Amikom Usai Demo: Polda DIY Periksa 10 Saksi, Apa Temuannya?

"Saya belum mendengar itu [terkait surat pernyataan]. Harus ditanya sama keluarganya. Justru pada saat kejadian kami meminta untuk dilakukan autopsi, keluarga menolak," papar Kapolda di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (2/9/2025).

Berdasarkan kronologi, menurut Kapolda, Rheza pertama kali dievakuasi dalam kondisi lemah akibat gas air mata saat berunjukrasa di Mapolda DIY.

Korban sempat ditangani tim kedokteran kepolisian sebelum dipindahkan ke RSUP Dr Sardjito.

Pihak kepolisian juga ikut mendampingi keluarga saat proses pengambilan jenazah Rezha di RSUP Dr Sardjito.

"Jadi korban itu diambil dari TKP, dibawa ke dalam untuk diselamatkan. Karena kondisinya dalam keadaan lemah, jadi diangkat, dibawa. Karena situasi gas air mata semua, rekan-rekan bisa lihat posisinya. Kemudian dibawa ke dalam, ditangani oleh kedokteran, kepolisian di dalam. Nah nanti dari sana dibawa menggunakan ambulans, tapi bukan ambulans kita karena situasi kita tidak bisa keluar. Nah kita pinjam [ambulans] dari Sardjito dan diantar ke Sardjito," jelasnya.

Baca Juga:Mahasiswa Amikom Tewas Saat Demo: Keluarga Tolak Autopsi & Proses Hukum, Ini Alasannya

Menurut Anggoro, situasi di Mapolda DIY saat kejadian kerusuhan pada Sabtu (30/8/2025) malam hingga Minggu (31/8/2025) pagi dalam kondisi chaos. Pihak kepolisian saat itu mengamankan enam orang karena mengalami luka-luka.

Terkait adanya video viral yang menunjukkan seseorang yang diduga Rheza diangkat tidak manusiawi oleh aparat, Kapolda menyatakan tetap berusaha mengevakuasi seseorang dari lokasi kericuhan.

Korban dibawa masuk ke dalam untuk diberikan pertolongan.

"Ada enam yang diamankan. Ada yang luka bacok dan hari ini masih hidup. Jadi enam orang yang diamankan termasuk almarhum [Rheza], itu kecepatan kita bagaimana menolong mereka membawa ke rumah sakit. Pertolongan pertama di kami, sudah kami lakukan. Tapi situasi kita lihat bagaimana perusuh itu datang ke tempat kami," jelasnya.

Meski demikian Kapolda memastikan proses identifikasi saat ini masih berlangsung.

Termasuk mendalami video yang viral tersebut untuk memastikan kebenarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?