Dian optimistis, penyesuaian ini tidak mengurangi animo masyarakat namun sebaliknya, Garebeg Maulid bisa menjadi ruang pembelajaran budaya yang lebih hidup.
"Antusiasme masyarakat tetap tinggi, bahkan semakin meningkat. Kami sedang mengkaji kemungkinan menambah jumlah parade di masa depan agar partisipasi publik lebih besar," jelasnya.
Salah seorang warga asal Kota Yogyakarta, Fany yang menonton garebeg mengaku baru pertama kali melihat prajurit perempuan hadir dalam garebeg. Hal itu menandakan emansipasi perempuan sebenarnya sudah ada sejak dulu.
"Ini bagus untuk menunjukkan kalau perempuan serba bisa sejak dulu," imbuhnya.
Baca Juga:Aliansi Jogja Memanggil Desak Negara Berbenah, Zainal Arifin Mochtar: Ini Momentum, Jangan Hilang
Kontributor : Putu Ayu Palupi