Penemuan Arca di Sleman: Benarkah Peninggalan Mataram Kuno? Ini Kata Ahli

Apabila arca tersebut dinilai tidak memenuhi syarat sebagai cagar budaya, kata Manggar, benda itu akan dikembalikan kepada si penemu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 September 2025 | 17:36 WIB
Penemuan Arca di Sleman: Benarkah Peninggalan Mataram Kuno? Ini Kata Ahli
Kolase temuan diduga arca Agastya di Dusun Klangkapan 2, Margoluwih, Seyegan, Sleman. (dok.Istimewa)

Namun apabila arca tersebut dinilai tidak memenuhi syarat sebagai cagar budaya, kata Manggar, benda itu akan dikembalikan kepada si penemu.

Proses penilaian akan dilakukan melalui rapat tim ahli dan masih membutuhkan waktu.

"Ya, itu nanti kita rapat dulu. Memang kita butuh waktu untuk rapat itu," tandasnya.

Mengenai kompensasi, BPK X memiliki parameter khusus yang digunakan untuk menilai jumlah yang layak diberikan kepada penemu.

Baca Juga:Mensos Tegaskan Tiga Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Siapkan Pengawasan Ketat

Parameter ini mencakup aspek keaslian benda, kondisi fisik, nilai ilmiah, serta kejujuran penemu dalam melapor.

"Kompensasi akan diberikan kepada penemu, nah nanti untuk menentukan itu kan ada parameter-parameter. Kita punya parameter itu nanti dinilai ada nilainya, begitu," ujarnya.

Sejauh ini, ia belum dapat memastikan secara pasti kapan hasil analisis akan keluar.

Pihak BPK menyebut bahwa temuan arca di Klangkapan kemungkinan akan dibahas bersamaan dengan temuan-temuan lain yang sedang menunggu rapat penetapan.

Fungsi Arca Agastya

Baca Juga:Bocah Pemancing Temukan Arca Kuno di Sungai Sleman: Diduga Peninggalan Mataram Kuno

Terkait fungsi Agastya dalam konteks arsitektur candi, Manggar menjelaskan bahwa arca resi tersebut biasanya diletakkan pada relung bagian selatan tubuh candi.

Ia bilang hal itu menjadi petunjuk tambahan dalam identifikasi keaslian dan konteks arkeologis temuan.

"Ya, biasanya Agastya itu kan kalau dalam candi, itu ada relung-relung yang ada dalam tubuh candi, itu banyak yang ada di sisi selatan," ujarnya.

Tak lupa dalam kesempatan ini, Manggar turut menyampaikan apresiasinya terhadap kesadaran masyarakat DIY, khususnya di Sleman, terlebih dalam melaporkan temuan benda-benda yang diduga sebagai peninggalan sejarah.

Ia menilai partisipasi publik dalam pelestarian warisan budaya semakin meningkat.

"Kalau saya lihat, masyarakat DIY itu sudah tinggi kesadarannya. Tapi kan kita lihat dari intensif temuan yang dilaporkan itu banyak. Terutama di daerah Sleman. Banyak, sering sekali temuan di daerah Sleman," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak