- Beberapa penerima bansos di Kulon Progo justru terlibat dalam aktivitas judol
- NIK para korban disalahgunakan
- Modusnya digunakan cucunya atau kerabat yang malah digunakan untuk berjudi
SuaraJogja.id - Uji petik yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bersama Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap indikasi penyalahgunaan dana bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Kulon Progo.
Temuan ini memicu kekhawatiran publik terkait integritas penyaluran bansos dan perlunya pengawasan lebih ketat.
Temuan Utama: Dana Bansos Diduga Digunakan untuk Judi Online
Dalam proses sampling terhadap tiga hingga empat Keluarga Penerima Manfaat (KPM), ditemukan dugaan bahwa dana bansos digunakan untuk membiayai aktivitas judi online (judol).
Baca Juga:Jogja Marketing Festival 2025: Wadah Sinergi Budaya, Teknologi, Inovasi Penguatan Pemasaran Daerah
Meski transaksi tidak dilakukan langsung melalui rekening bansos, pelaku menggunakan rekening bank lain yang terhubung dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) penerima bansos.
Menurut Ika Dwi Wahyuning Kusumastuti, Kepala Seksi Penanganan Fakir Miskin Dinsos PPPA Kulon Progo, beberapa kasus melibatkan kerabat penerima bansos.
Salah satu modus yang terdeteksi adalah penggunaan satu perangkat HP oleh lansia penerima bansos dan cucunya, yang kemudian terhubung dengan aplikasi judi online.
"Judol terdeteksi bukan dari rekening bansos, tapi dari rekening lain atas nama berbeda, namun NIK-nya sama dengan penerima bansos," jelas Ika dikutip dari Harianjogja.com, Selasa (9/9/2025).
Lansia Jadi Korban Penyalahgunaan Data
Baca Juga:Skandal Judi Online Jogja: Masyarakat Melapor? JPW Curiga, justru Bandar yang Dilindungi
Sebagian besar penerima bansos yang terindikasi terlibat tidak menyadari bahwa data pribadi mereka digunakan untuk aktivitas ilegal.
Lansia menjadi kelompok paling rentan dalam kasus ini, karena minimnya literasi digital dan keterlibatan anggota keluarga dalam penggunaan perangkat.
Belum Ada Data Resmi, Tapi Kasus Sudah Berdampak
Hingga kini, Dinsos PPPA Kulon Progo belum menerima data resmi dari Kemensos terkait jumlah pasti kasus bansos yang digunakan untuk judol.
Namun, beberapa penerima bansos yang terlibat telah dinonaktifkan dari program bantuan setelah diverifikasi oleh pendamping PKH dan TKSK.
"Jumlahnya belum kami ketahui, tapi pasti ada dari Kulon Progo," ungkap Ika.
Nominal bantuan sosial yang diterima pun berbeda. Untuk bantuan reguler sebesar Rp600.000 setiap tiga bulan
Sementara bantuan pendidikan anak sekolah senilai Rp250.000 per termin, hingga empat kali dalam setahun.