- Taman Budaya Sleman yang rencananya segera dibangun terpaksa molor
- Pemangkasan anggaran jadi pemicu bangunan untuk aktivitas kebudayaan itu batal dibangun
- Untuk pembangunan Taman Budaya sendiri dibutuhkan dana Rp35 miliar
Menurut Ishadi, salah satu penyebab belum jelasnya nasib taman budaya adalah ketidakpastian alokasi Dana Keistimewaan (Danais) untuk Bumi Sembada.
"Ya kita sampai saat ini belum tahu, tapi kan kalau kebudayaan itu alokasinya melalui Danais ya. Sampai dengan sekarang kita belum tahu terkait dengan alokasi anggaran Danais yang dialokasikan ke Sleman," tuturnya.
Kondisi itu diperparah dengan kebijakan pemangkasan dan refocusing anggaran dari pemerintah pusat yang memengaruhi dana transfer ke daerah, termasuk Danais.
Sehingga dana yang ada akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain terlebih dulu.
Baca Juga:Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja
"Jadi ya kita menyesuaikan saja nanti kegiatan-kegiatan kita yang alokasi dari danais," ucapnya
Untuk tahun depan, Dinas Kebudayaan Sleman telah mengusulkan anggaran sekitar Rp14 miliar.
Namun Ishadi menyebut, jumlah itu masih jauh dari kebutuhan ideal.
"Kalau kemarin di 2025 dengan penurunan Danais yang kita usulkan Rp14 miliar tapi hanya mendapat alokasi sekitar Rp7 miliar," tandasnya.
Ia menambahkan, anggaran yang diusulkan tersebut difokuskan pada program-program pelestarian dan fasilitasi kebudayaan yang sudah rutin berjalan.
Baca Juga:Sains dan Seni Bersatu, Pameran SciArt 8.0 di Benteng Vredeburg Nyalakan Cahaya Sains Lewat Lukisan
"Ya kan ada fasilitasi kesenian, terus kemudian ada untuk merti dusun, ada untuk sejarah bahasa permusiman, terus kemudian untuk warisan budaya juga," ujar Ishadi.