- Kasus ISPA di Kulon Progo saat musim pancaroba ini meningkat tajam
 - Peningkatan paling tinggi terjadi di pekan kedua Oktober 2025 kemarin
 - Masyarakat diimbau untuk lebih waspada tak hanya ISPA, DBD dan Leptospirosis juga harus diwaspadai
 
SuaraJogja.id - Memasuki musim pancaroba, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo mencatat lonjakan signifikan kasus penyakit pada Oktober hingga November 2025.
Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi yang paling mendominasi dengan jumlah lebih dari 2.800 pasien.
Selain ISPA, muncul pula potensi penyakit lain seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis yang biasa meningkat di musim penghujan.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Susilaningsih, menjelaskan bahwa peningkatan kasus penyakit ini merupakan pola umum yang sering terjadi saat perubahan cuaca ekstrem.
Baca Juga:Banjir & Longsor Mengintai: Kulon Progo Tetapkan Status Siaga Darurat, Dana Bantuan Disiapkan?
Ia menyebutkan, peningkatan kasus ISPA sudah mulai terlihat sejak pekan kedua Oktober 2025.
"Sejak pertengahan Oktober hingga awal November, tercatat lebih dari 2.800 kasus ISPA yang kami tangani. Gejala umumnya meliputi batuk, pilek, badan pegal, dan sakit kepala," ujar Susilaningsih dihubungi Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, durasi sakit yang cukup lama membuat sebagian masyarakat khawatir dan mengira adanya gelombang baru COVID-19.
Namun, ia menegaskan bahwa penyakit tersebut murni ISPA musiman yang sering muncul saat pancaroba.
“Kami pastikan kasus ini bukan COVID-19. Lonjakan ISPA memang biasa terjadi pada musim pancaroba,” tegasnya.
Baca Juga:DBD di Sleman Terkendali Berkat Wolbachia? Ini Strategi Dinkes Jaga Efektivitasnya
Potensi Penyakit Lain Selama Musim Hujan
Selain ISPA, Dinas Kesehatan Kulon Progo juga mengingatkan masyarakat terhadap potensi meningkatnya penyakit lain yang berkaitan dengan musim hujan.
Kasus DBD mulai muncul meskipun jumlahnya masih terkendali dan belum termasuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Kasus demam berdarah memang muncul di musim hujan, namun masih dalam batas wajar. Meski begitu, masyarakat diimbau tetap waspada," jelas Susilaningsih.
Ia menambahkan, penyebaran bakteri penyebab diare juga lebih cepat di musim hujan.
Sementara itu, kasus leptospirosis masih ditemukan di wilayah utara Kulon Progo seperti Girimulyo dan Nanggulan.