SuaraJogja.id - Penangkapan terduga teroris, AM dan F, di RT 43 RW 13 Prawirodirdjan, Gondokusuman, Yogyakarta tak diduga warga dan pengurus setempat.
Ketua RT setempat Dwi Santoso mengaku masih berkomunikasi dengan AM dalam empat hari terakhir.
Bahkan, ia sempat melihat AM tak beraktivitas ke luar rumah selama empat hari terakhir. Ia pun sempat menegur dan bertanya. AM mengaku sedang sakit.
"Sakit pinggang dan kemarin diare. Saya empat hari ini sering di situ, jadi sering nanya. Dia sakit pinggang apa sakit perut gitu," kata Dwi, Minggu (14/4/2019).
Menurut Ibu AM, yaitu Q, anaknya memang sering mengeluh sakit perut. Perutnya membesar, namun tidak pernah diketahui penyebabnya.
Q mengemukakan biasanya anaknya hanya membeli obat yang beredar di apotek untuk meredam rasa sakitnya.
AM tak berani memeriksakan diri ke dokter. Lantaran untuk makan sehari-hari bersama istri dan anaknya, AM masih ditopang oleh ibunya. Begitu juga biaya membeli obat.
"Saya (tulang punggung). Saya biasanya parkir. Kalau AM mbengkel, enggak dapat duit, biasanya makan juga saya yang tanggung. Kalau sakit, butuh obat, juga saya kasih uang," kata dia.
Istri AM, TE, mengaku suaminya sering tak mendapatkan uang dari pekerjaan utamanya sebagai tukang bengkel. Pernah, AM tak mendapat order hingga empat hari. Ia pun tak punya pekerjaan lain untuk menopang keuangannya.
Baca Juga: Punya Rompi JAD, Terduga Teroris di Yogya Ogah Salat Jika Imamnya PNS
F merupakan teman lama AM yang sering memberikan pekerjaan untuknya. Ia sering meminta F membersihkan rumahnya. Ia juga sering ke rumah untuk sekadar mengajak Q makan.
TE membenarkan bahwa suaminya sering mengalami sakit perut dan sakit kepala. Namun, mereka tak pernah berobat ke rumah sakit. Yang ia tahu, suaminya menderita sinusitis dan mengganggu aktivitasnya di pagi hari.
"Ya namanya enggak punya, takutnya malah tahu (penyakitnya lebih parah)," kata dia.
Dwi mengetahui kesulitan keuangan yang dialami keluarga AM. Ia mengaku pernah menawari AM bekerja di pabrik bakpia di sekitar rumahnya. Namun, AM menolak.
Dwi mengatakan, penangkapan AM dan F mengejutkan warga dan pengurus wilayah setempat. Namun, ia ingin peristiwa itu menjadi pelajaran tersendiri.
"Di situ saya ambil hikmahnya, bahwa kejadian ini juga tidak lepas dari pengaruh luar juga. Kami juga tidak bisa memantau setiap menit, setiap jam," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta