SuaraJogja.id - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Dishub DIY) meminta PT Anindya Mitra Internasional (PT AMI) untuk mengevaluasi sejumlah poin terkait performa layanan bus Trans Jogja. Tindakan itu diambil sebagai respons dari pemerintah, pasca-tabrakan bus angkutan kota menewaskan seorang pengendara sepeda motor.
Kepala Dishub DIY Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, dalam evaluasi yang dilakukan di kantor Dishub DIY, Depok, Sleman itu, Sigit bukan hanya mengundang PT AMI, melainkan juga PT Jogja Tugu Trans sebagai operator.
"Kenapa sih ndadak [pakai] buru-buru? Apa karena mengejar setoran? Ataukah karena interval? Perlu dievaluasi. Termasuk juga katanya ada faktor yang ada hubungannya dengan traffic light, ada analisis tersendiri," kata dia, Senin (2/12/2019).
Sementara untuk kajian interval, Dishub sudah ada berencana untuk memperpanjang jalur bus Trans Jogja. Bila saat ini baru sampai area ringroad, maka akan ditambah sampai ke luar Kota Jogja, misalnya Godean, Pakem, Cangkringan.
Baca Juga: Tolak Wacana 3 Periode dan Presiden Dipilih MPR, Demokrat: Abuse of Power!
"Kalau nanti akan diperluas, akan disiapkan titik-titik bus stop karena kalau [bentuknya] halte hanya nambah beban jalan sekarang. Dan bentuknya low deck," ungkapnya.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DIY Sumariyoto mengatakan, lewat evaluasi yang dilakukan, PT AMI dinilai sudah perlu mengevaluasi 'time table' waktu tempuh.
"Sudah tidak masuk akal waktu tempuh 2012 [awal Trans Jogja diluncurkan dan beroperasi] dengan saat ini. [Dalam time table] waktu tempuhnya masih sama. Harusnya time table itu diubah [menyesuaikan kondisi masa kini]," kata dia.
PT AMI dinilai Dishub paling tahu kondisi lapangan. Hanya saja, Mariyoto mengharapkan, perubahan waktu tempuh bisa berpengaruh pada interval perjalanan bus serta membuat sopir tidak terburu-buru dalam mengemudi.
"Minimal lebih selow," kata dia.
Baca Juga: Jokowi Beberkan Kriteria Calon Anggota Dewan Pengawas KPK
Selain itu, pihaknya juga ingin menjadikan Trans Jogja mendapat prioritas di jalan. Untuk itu, Dishub berencana melakukan studi dengan cara mengambil sampel di beberapa simpang jalan, yang antreannya cukup panjang.
Berita Terkait
-
12 Jemaah Umrah Lolos Kecelakaan Maut di Jeddah, Paspor Mereka Diganti SPLP
-
Kondisi Terkini 5 Korban Kecelakaan Tol Ciawi di RSUD Ciawi
-
Kecelakaan Maut Truk Muat Galon di Gerbang Tol Ciawi, KPBB: Perusahaan Harus Bertanggung Jawab!
-
4 Petugas Jasa Marga hingga Bayi jadi Korban Tabrakan Maut di Gerbang Tol Ciawi, Ini Daftar Nama-namanya!
-
8 Nyawa Melayang usai Truk Galon Rem Blong, Detik-detik Tabrakan Maut di Gerbang Tol Ciawi
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam