Meski begitu, Naning juga menggemari bacaan Djaka Lodang khususnya rubrik unggulan dalam majalah 50 halaman itu.
“Paling senang ya Jagading Lelembut, menarik itu ceritanya,” katanya.
Harapan Pembaca Setia Djaka Lodang
Enam hari berlalu setelah menyambangi kantor majalah Djaka Lodang, tepatnya pada Selasa (20/8/2019), aku menemui seorang pembaca setia majalah itu.
Baca Juga: DIY Usul Materi Bahasa Jawa untuk Seleksi CPNS dan Kenaikan Pangkat
Rumah di Jalan Gambir No. 140 c, Deresan, Yogyakarta seperti yang telah disebutkan menjadi tujuanku kali ini. Mendekati bagian halaman rumah, nampak seorang pria sudah menunggu di depan teras kamar kos yang sengaja disewa sebagai kantor mungil.
Dialah Purwadi (48), Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa Jawa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Purwadi mengaku sejak 2003 menjadi pelanggan tetap Djaka Lodang. Meski begitu, saat kuliah diakuinya Djaka Lodang sudah begitu populer di Yogyakarta.
Setiap minggu ada orang yang mengantarkan majalah itu ke rumahnya. Selesai dibaca, majalah itu pun ditawarkan kepada tamu yang berkunjung.
Bagi Purwadi, Djaka Lodang merupakan aset budaya Jawa karena menjadi satu-satunya media berbahasa Jawa yang masih eksis di Yogyakarta.
Purwadi ingat betul, konten Djaka Lodang kali pertamanya berlanggganan di tahun 2003, tak jauh berbeda dengan saat ini. Rubrik unggulan tetap ada, hanya beberapa tambahan saja untuk keluaran terbaru.
Baca Juga: Keren, Ada Angkringan di Jepang, Penjualnya Mahir Berbicara Bahasa Jawa
Meski begitu, Purwadi mengaku tidak begitu menggemari rubrik Jagading Lelembut. Dia justru menyukai rubrik yang membahas Sastra Jawa sesuai bidang keahliannya. Baginya hal itu lebih menarik, bahkan ia berharap Djaka Lodang bisa memperbanyak bahasan semacam itu.
“Ya kalau bisa perbanyak ajaran tentang sastra Jawa,” kelakar Purwadi yang menyilangkan satu kakinya di atas sofa.
Di tengah obrolan, Purwadi tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya. Selang semenit, ia kembali dengan membawa buku berbentuk besar. Ternyata buku besar itu merupakan kumpulan kliping dari media cetak yang memberitakan kegiatan dan karyanya.
Pada setiap lembar terakhir buku itu, muncul potongan Majalah Djaka Lodang. Nyatanya, ia rajin mengirimkan tulisan dan sudah beberapa kali diliput. Ia mengaku dengan cara tersebut bisa membantu melestarikan budaya Jawa, terlepas dari profesinya sebagai seorang dosen, penulis buku dan dalang.
“Saya sudah sering diberitakan sejak beberapa tahun lalu, khususnya saat jadi dalang di pagelaran wayang,” katanya kepadaku.
Lantaran itu, ia berharap Djoko Lodang bisa terus eksis di dunia modern ini meski kehadirannya bersaing dengan media online. Pun, ia berharap Pemprov Yogyakarta bisa menunjukkan kepedulian dengan majalah Djaka Lodang. Misalnya, menurut Purwadi, dengan memberikan bantuan lewat APBD untuk menjamin kelestarian salah satu aset budaya itu.
Berita Terkait
-
Pesonanya Menggoda, Inilah 3 Wanita Rusia Terseksi Versi Majalah Maxim
-
Gara-gara Investigasi Masalah Gula, Majalah Tempo Digugat Mentan
-
Cover 'Pinokio' Majalah Tempo, Ferdinand: Relawan Jokowi Seperti Anak Kecil
-
31 Tahun Terbit sebagai Majalah, Marie Claire Inggris Hentikan Edisi Cetak
-
Kabar UGM Sensor Majalah Balairung, Rektorat Sebut Hanya Masalah Komunikasi
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK