Beda dulu beda sekarang, kini ia hanya mengisi beberapa rubrik yang ada di Djaka Lodang. Lantaran, tulisan di rubrik lainnya lebih banyak diisi oleh rekan-rekannya dan kontributor. Pun misal menulis, ia lebih sering membahas berita international sesuai ketertarikannya.
Diakuinya, siapa saja bisa mengirimkan tulisan ke Djaka Lodang tak terkecuali mereka para pejabat, dalang, dosen atau siswa sekolah yang jago menulis dalam Bahasa Jawa. Nantinya akan ada apresiasi tertentu bagi mereka yang tulisannya dimuat.
Meski majalah tradisional, Djaka Lodang terus melakukan inovasi khususnya dengan variasi tulisan dan rubrikasi. Bukan hanya Jagading Lelembut, cerita pendek (cerkak) atau cerita bersambung, beberapa tahun lalu juga dimuat dalam rubrik Tembang Dolanan.
“Inovasi tentu dilakukan sesuai perkembangan zaman meski tidak mengubah bentuk majalah. Seperti waktu lalu, kita coba kasih Tembang Dolanan ternyata banyak yang suka,” katanya.
Baca Juga: DIY Usul Materi Bahasa Jawa untuk Seleksi CPNS dan Kenaikan Pangkat
Suhidriyo lalu menawarkanku segelas air mineral sebelum melanjutkan obrolan. Suasana menjadi hangat bersama iringan lagu Koes Plus yang terdengar lirih melalui perangkat komputer yang berada di meja paling ujung ruang redaksi.
Sembari aku meminum air mineral, Suhidriyo bercerita tentang keyakinannya mengenai eksistensi Djaka Lodang yang hidup di tengah era modern. Suhidriyo yang sesekali terlihat membenarkan posisi kaca matanya itu yakin Djaka Lodang bisa tetap eksis. Lantaran, mereka begitu memegang peranan para pelanggan yang setia membeli.
“Banyak koran di Jawa Tengah yang tiba-tiba hilang karena tidak punya pelanggan, hanya dijajakan setiap hari. Kami mengandalkan pelanggan. Kekuatan ada di pelanggan, jadi setiap minggu kita rajin untuk mempertahankan kepercayaan mereka."
Suhidriyo mengatakan, Djaka Lodang punya beragam strategi untuk bisa bertahan di tengah gempuran dunia daring. Terpenting, mereka menjunjung tinggi unsur otentik, unik dan klasik yang tidak dimiliki media lain. Karena untuk bersaing secara kompetitif dirasa cukup sulit.
“Berjuang di zaman serba online ini memang susah. Tapi kita punya punya unsur otentik dan klasik yang tidak dimiliki media lain. Itu yang kita pegang."
Baca Juga: Keren, Ada Angkringan di Jepang, Penjualnya Mahir Berbicara Bahasa Jawa
Selain itu, Redaksi Djaka Lodang berusaha menyasar generasi muda dengan melibatkan para guru. Tak jarang, mereka menggelar pelatihan lewat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau seminar di berbagai kota agar para guru bisa membagikan ilmu dan karya yang dimiliki kepada siswa.
Berita Terkait
-
Sindir Budi Arie Laporkan Majalah Tempo, Fedi Nuril Diwanti-wanti Filmnya Gak Laku usai Cuit 'Jurnalis vs Penguasa'
-
Pengakuan Atiek CB Makin Lancar Berbahasa Jawa Saat Tinggal di Amerika: Aku juga Pengin...
-
2 Contoh Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Indah dan Penuh Hikmah
-
Contoh Teks Pembawa Acara MC Malam Tirakatan 17 Agustus Bahasa Jawa
-
Contoh Sambutan Ketua RT 17 Agustus Singkat Bahasa Jawa
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025