SuaraJogja.id - Pakar Teknik Sumber Daya Air Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Budi Santoso menyatakan, warga yang tinggal di sekitar air muka sungai atau bantaran di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah mulai perlu mempersiapkan diri untuk mengungsi.
Keterangan itu ia sampaikan kala ditanya mengenai potensi banjir dan meluapnya aliran sungai akibat lahar dingin, di musim penghujan yang sekarang berlangsung.
Budi menjelaskan, beberapa rumah penduduk sangat dekat dengan muka air banjir, yang sebetulnya tidak boleh ditinggali. Namun, banyak dari mereka yang menolak peringatan untuk tak tinggal di sana kendati pemerintah sudah menyiapkan rumah susun bagi warga pinggir sungai.
"Namun, tetap saja mereka tidak pindah. Oleh karena itu mereka harus dipersiapkan [untuk mengungsi]," ungkapnya, kala dihubungi wartawan, Kamis (2/1/2020).
Baca Juga: Terjebak Banjir, Keluarga Sempat Bingung Evakuasi Mendiang Chris Pattikawa
Budi mengungkapkan, saat ini di beberapa ruas, antara rumah dan tanggul sungai hanya dipisahkan jalan dengan lebar 3 meter. Yang terpenting lagi, beberapa pemukiman berada pada ketinggian yang tidak jauh dari elevasi banjir.
"Paling tidak harus mengungsi dari kawasan yang biasanya terdampak banjir," kata dia.
Di musim penghujan kali ini, Budi menuturkan, hujan dalam waktu lama tidak menjadi masalah, asalkan intensitasnya tidak tinggi.
"Yang berat itu nanti yang intensitasnya tinggi," imbuh dia.
Yogyakarta sendiri sudah memiliki pengalaman banjir di sejumlah sungai, kala terjadi hujan berintensitas tinggi. Potensi yang sama juga berlaku untuk intensitas lahar dingin di kawasan Merapi.
Baca Juga: Ketinggian di Pintu Air Manggarai Capai 750 cm, Anies: Hampir Normal
"Saya kira, penduduk Yogyakarta sudah paham sungai apa saja yang biasanya membawa lahar dingin. Sungai Opak, Sungai Code adalah sungai yang bagian hulunya berada di daerah deposit lahar dingin," kata dia.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Staklim BMKG) Mlati, Sleman, Yogyakarta Reni Kraningtyas juga meminta masyarakat Yogyakarta untuk mewaspadai potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
"Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon atau baliho tumbang. Agar tidak menyalakan alat elektronik berlebihan bila sedang terjadi hujan disertai kilat/petir," tuturnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia