Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 06 Januari 2020 | 20:33 WIB
Para pakar Hidrologi UGM menggelar diskusi terkait bencana banjir di Jakarta. Diskusi digelar di Komplek UGM, Senin (6/1/2020). [Putu Ayu Palupi / Kontributor]

SuaraJogja.id - Pakar hidrologi UGM, Budi Santoso Wignyosukarto menyatakan, Pemda DKI Jakarta bisa mencontoh Belanda dalam mengatasi banjir di ibukota. Salah satunya menerapkan sistem polder.

Sistem tata air ini yang menggunakan tanggul, pompa, saluran air, kolam retensi, pengaturan lansekap lahan dan instalasi air kotor terpisah ini bisa mengurangi genangan air. Sistem yang dikembangkan Belanda sejak abad ke-11 ini memompa air keluar untuk melindungi daerah dari banjir.

"Sistem polder ini bisa ditiru Jakarta. Kita lihat Belanda yang berada dibawah permukaan air tidak pernah kebanjiran," papar Budi di UGM, Senin (06/01/2020).

Sistem polder dikelilingi tanggul yang dilengkapi dengan pintu-pintu air yang dikendalikan. Namun dalam pengembangannya perlu harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

Baca Juga: Pakar Kemaritiman UGM Sebut China Tak Berhak atas Perairan di Natuna

Sebab pembangunan polder bisa menimbulkan konflik sosial, ekonomi, lingkungan dan politik. Di antaranya membutuhkan lahan yang cukup luas.

"Tapi kalau Jakarta yang sudah padat (penduduk), lalu mau dibangun dimana. Karenanya pembangunan polder harus memperhatikan sosial, ekonomi, lingkungan dan politik," ungkapnya.

Sementara Pakar Geografi Aktivis Konservasi Sungai UGM, Suratman mengungkapkan perlu dikembangkan manajemen air di Jakarta. Tidak hanya pembuatan biopori namun juga penataan lahan untuk dikembalikan sesuai peruntukannnya untuk mengatasi longsor.

"Topografi lahan pun perlu diperhatikan karena Jakarta kan dulu rawa-rawa," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Ini Saran Pakar Hidrologi UGM ke Anies untuk Atasi Masalah Banjir Jakarta

Load More