SuaraJogja.id - Polres Sleman mengamankan delapan tersangka pengedar narkoba di Mapolres Sleman, Rabu (22/1/2020). Saat ditangkap, tersangka saat itu tengah bersiap menjual ribuan pil terlarang tersebut di wilayah Sleman.
Delapan tersangka itu antara lain, RS (25), RIS (22), IC (25), NR (24) MI (19), AJ (26) RD (25) serta AY (18).
"Berangkat dari informasi yang didapat petugas bahwa ada peredaran obat terlarang di wilayah Sleman, Satresnarkoba Polres Sleman langsung terjun mencari pelaku. Pada 6 Januari 2020 lalu kami mengamankan satu pelaku berinisial RS di halaman JNE Gedongkuning, Kotagede, Yogyakarta pukul 20.00 wib," kata Kasat Resnarkoba Polres Sleman, AKP Andhyka Doni Hendrawan kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).
Andhyka menerangkan, pihaknya melanjutkan, pengembangan untuk menemukan siapa orang-orang yang terlibat pada peredaran obat terlarang itu.
Baca Juga: Catat! Ini Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS 2020 Sleman
"Satu pelaku tertangkap, selanjutnya kami lakukan pengembangan untuk mencari pengedar lainnya. Pada hari yang sama. Kami menangkap pelaku NR, RIS dan IC. Jadi ada sebagai penjual dan pengguna," katanya.
Tak berhenti di sana, petugas masih mendalami kasus dan kembali mengamankan empat orang lain yakni AJ, RD, MI dan AY.
"Pelaku terakhir, AY kami amankan di kawasan Kecamatan Gamping, Sleman pada 8 Januari 2020 , termasuk tiga tersangka lainnya," kata Andhyka.
Pihaknya menuturkan pelaku berencana mengedarkan barang haram tersebut kepada anak muda. Sebanyak 7.059 pil siap diedarkan di wilayah Sleman.
"Totalnya 7.059 pil, dengan rincian pil Trihex berjumlah 6.860 butir, 157 pil kamlet serta 42 butir pil Arpazolam. Jadi sasarannya adalah pembeli dari anak muda," jelas Andhyka.
Baca Juga: Penghuni Lapas Klas II B Sleman Melebihi Kapasitas, Gunarto: Masih Wajar
Pil-pil tersebut, lanjut Andhyka dikemas dalam plastik kecil yang diisi 10 butir pil. Pelaku menjual dengan cara bertemu dengan pembeli.
Disinggung darimana pelaku mendapatkan barang tersebut, Andhyka menyebut pelaku memesan secara online, namun dari kota atau kabupaten mana mereka mendapatkan, pihaknya belum bisa membeberkan secara detail.
"Jadi pelaku ini memesan secara online dari kota besar yang ada di Indonesia. Kami masih selidiki lebih lanjut," kata dia.
Atas tindakan para pelaku, mereka terancam hukuman 10-15 tahun kurungan penjara. Hal itu sesuai dengan UU Kesehatan No.36/2009 pasal 196 dan pasal 197 serta dengan UU Psikotropika UU No.5/1997 pasal 62 dan 60 ayat 5.
"Kami berikan hukuman berlapis sesuai kedua pasal itu. Ancamannya cukup lama, yakni 10-15 tahun penjara," tambah dia.
Berita Terkait
-
Ini Tips dari Kasat Reskrim Polres Sleman Agar Kamu Terhindar dari Curanmor
-
Polres Sleman Tangkap Spesialis Curanmor di Sleman, Satu Residivis Didor
-
Klitih Kembali Marak, Polres Sleman Sebut Benihnya dari Geng Sekolah
-
Marak Klitih, Polres Sleman Beri Perhatian Khusus
-
Sulit Ungkap Pelaku, Kasus Molotov Gamping Masuk Prioritas Polres Sleman
Terpopuler
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
- 35 Kode Redeem FF Hari Ini 20 mei 2025, Klaim Hadiah Skin M1887 hingga Diamonds
Pilihan
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM 8 GB: Harga Sejutaan, Terbaik di Kelasnya
-
Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat
-
Mesin Lebih Besar, Bodi Lebih Kecil, Harga Lebih Murah: Perbandingan Aerox Alpha vs QJMotor AX200S
-
Nick Kuipers Resmi Tinggalkan Persib, Lanjut Karier ke Eropa atau Persija?
Terkini
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?
-
Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Sleman Lesu? Wabup Ungkap Penyebabnya
-
Modal dari KUR BRI, Kelor Disulap Jadi Peluang Bisnis Kuliner Menggiurkan
-
Link DANA Kaget Aktif Hari Ini Berjumlah Ratusan Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Sidang Ijazah Jokowi Ditunda, Kuasa Hukum Tergugat Tegas Tolak Intervensi Tak Sesuai Prosedur