Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 23 Februari 2020 | 17:41 WIB
Yasinta menjadi satu di antara 10 korban meninggal siswa SMPN 1 Turi yang mengikuti susur sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) lalu. Jenazahnya ditemukan pada Minggu (23/2/2020) dan langsung dikebumikan di Desa Dadapan, Sleman. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja,id]

SuaraJogja.id - Tangis Hesti Wartini pecah sesaat keranda sepanjang dua meter masuk ke dalam rumahnya di Dusun Dadapan, RT 5/RW 27, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Minggu (23/2/2020). Hesti adalah ibu dari Yasinta Bunga, korban terakhir yang ditemukan oleh tim SAR dalam insiden hilangnya 10 siswa SMPN 1 Turi saat susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) sore. 

Salah seorang paman Yasinta Bunga, Dipo Wardoyo (51) membeberkan ada permintaan terakhir keponakannya sebelum terlibat insiden di Lembah Sempor.

Pria yang kerap memanggil keponakannya dengan sebutan Bunga itu menceritakan bahwa Bunga meminta dibelikan sepatu baru untuk kegiatan sekolah.

"Bunga ini sudah seperti anak saya sendiri, tiap berangkat ke sekolah selalu main di rumah saya yang berdekatan dengan sekolahnya (SMPN 1 Turi). Saya ingat sebelum dia pergi, anak pendiam ini minta dibelikan sepatu baru," jelas Dipo saat ditemui di rumah duka, Minggu (23/2/2020).

Baca Juga: Guru PNS SMPN 1 Turi Jadi Tersangka, Bupati Sleman: Hormati Proses Hukumnya

Sebagai keponakan kesayangannya, Dipo membelikan sepatu baru untuk Bunga. Hal itu dia lakukan agar memudahkan aktivitas dara 13 tahun tersebut selama di sekolah.

"Akhirnya dibelikan sepatu, itu kenangan yang saya ingat sebelum anak itu pergi," katanya.

Anak dari pasangan Suraji dan Hesti Wartini ini merupakan anak semata wayang. Dipo melanjutkan bahwa kepergian perempuan bernama lengkap Yasinta Bunga Maharani ini menjadi duka yang cukup dalam.

"Kami semua kehilangan Bunga, memang dia orang yang pendiam, tapi jika bergaul dengan teman dekat banyak bicara," kata dia.

Pihaknya juga menyayangkan insiden itu bisa terjadi. Pasalnya warga di sekitar lokasi susur sungai sudah memperingati agar tidak beraktivitas di sungai.

Baca Juga: Seluruh Korban SMPN 1 Turi Ditemukan, Bupati Sleman: Terima Kasih Tim SAR

"Saya anggap ini kelalaian (panitia), sebenarnya acara tersebut tidak ada izin dari panitia. Apalagi keadaan kan sempat hujan sebelum acara dimulai. Seharusnya panitia bisa memperhitungkan agar tak melanjutkan acara tracking sungai di sana," keluh dia.

Load More