SuaraJogja.id - Sudiro (71) warga Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman merupakan salah satu relawan yang turut menyelamatkan siswa SMP N 1 Turi yang hanyut dalam insiden susur Sungai Sempor.
Ditemui seusai menerima penghargaan dari Kementrian Sosial, Sudiro atau yang akrab disapa Mbah Rois menceritakan kronologi evakuasi siswa.
"Saat itu saya sedang bersih-bersih di kuburan. Kemudian anak saya memberi tahu kalau ada yang hanyut di sungai," tutur Mbah Rois di Posko Tagana Kabupaten Sleman Selasa (25/2/2020).
Menurut penuturannya, yang terlebih dahulu mengetahui kondisi siswa yang hanyut adalah putrinya, Fantria (30).
Saat peristiwa naas itu terjadi, Fintria tengah berada di rumah. Lantas ia mendengar suara teriakan, awalnya ia mengira itu adalah teriakan gembira peserta outbond.
"Ya kan biasanya ada orang outbond, jadi ya awalnya tak kira pada sorak-sorak itu," ujar Fantria membenarkan penuturan ayahnya.
Setelah mendengarkan dengan seksama, kemudian Fantria menyadari bahwa itu teriakan minta tolong. Ia akhirnya melihat ke Sungai Sempor yang berada 100 meter dari rumahnya.
Melihat banyak siswa yang hanyut terbawa arus, Fantria lekas menyusul Mbah Rois ke kuburan dan memberitahukan kondisi di sungai.
"Anak saya ngasih tahu saya terus kesana, ketemu sama mas ini," kata Mbah Rois, menunjuk Kodir warga yang juga turut membantu proses evakuasi.
Baca Juga: Tim Psikolog SMPN 1 Turi Beri Pendampingan ke Keluarga IYA yang Dibully
Sebelum kejadian, Mbah Rois bercerita, ia memang sempat melihat adanya anak-anak pramuka yang melakukan aktivitas susur sungai.
"Awalnya ya mereka sorak-sorak begitu," kata Mbah Rois.
Ia mengakui bahwa saat itu kondisi cuaca sudah gerimis, dan debit air sudah tinggi. Namun, ia tidak berani memberikan peringatan karena itu merupakan kegiatan pramuka.
"Sama warga di selatan itu sudah diberi tahu. Mbok ditunda saja. Tapi ya pembinanya bilang sudah biasa," ungkap Mbah Rois.
Bersama dengan Kadir (37), warga Kembangarum, Donokerto, Turi, Mbah Rois berhasil menyelamatkan setidaknya 60 siswa SMPN 1 Turi.
Mbah Rois menyebutkan terdapat beberapa titik keberadaan siswa. Keberadaan para siswa yang terbagi dalam beberapa kelompok turut menjadi kendala dalam proses evakuasi tersebut.
Berita Terkait
-
Tim Psikolog SMPN 1 Turi Beri Pendampingan ke Keluarga IYA yang Dibully
-
Alumni SMPN 1 Turi Minta Guru Tersangka Jangan Disamakan Seperti Penjahat
-
Diteror Netizen, Istri dan Anak Guru SMPN 1 Turi yang Jadi Tersangka Stres
-
Dapat 10 Juta Karena Menolong Siswa SMPN 1 Turi, Sudiro: Ini Untuk Masjid
-
Ketua ORI DIY Minta Polisi Perjelas Status Hukum Kepsek SMPN 1 Turi
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja