Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 06 Mei 2020 | 17:15 WIB
Mantan preman Jogja, Haji Icab. [Yulita Futty / Suara.com]
Hasannudin atau yang dikenal dengan Hasan [suara.com/Wita Ayodhyaputri]

Lama bergelut dengan dunia hitam, ia akhirnya menemukan fase di mana munculnya pertentangan hati. Keinginannya untuk mentas sebagai preman pun memuncak saat suatu ketika ia makan di sebuah rumah makan bersama anak jalanan.

"Waktu itu pas makan banyak anak jalanan ngamen dilarang terus saya panggil, saya ajak makan bareng. Setelah itu, salah satu dari mereka ada yang sakit sampai meninggal di rumah sakit, tapi susah ngurusnya. Terus saya yang bantu, dari situ saya mulai benar dan berniat untuk berubah," ujar Hasan.

Hasan menambahkan sebetulnya sebelum kejadian bersama anak jalanan tersebut, dia sudah mulai berubah, tepatnya saat gempa 2006 mengguncang Jogja.

"Pas gempa itu sebenarnya saya masih di dalam (penjara) kasus pengerusakan dan penganiayaan, pas keluar kaget karena mertua dan ponakan yang bayi jadi korban, istri anak juga kejatuhan rumah, untung selamat dari situ pelan – pelan mulai berubah," ungkapnya.

Baca Juga: Indogrosir Jogja Ditutup Sementara, Bermula dari Karyawan Pingsan

Setelah sadar dan kembai ke kehidupan normal, Hasan lebih banyak membaktikan diri untuk masyarakat. Bersama teman-temannya, dia aktif ikut kegiatan sosial, seperti membantu pembangunan masjid, membantu menyediakan air bersih bagi warga Gunungkidul, aksi donor darah, membedah rumah masyarakat yang sudah hampir ambruk. Hasan bahkan menghibahkan mobil pribadi untuk mengantar orang sakit ke rumah sakit.

Hasan juga sering dimintai tolong masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah warga dengan debt collector dan rentenir.

Kepanjangan Geng Merkids kini berubah menjadi Menyongsong Esok Raih Kebersamaan Impikan Damai.

Hasan menolak Merkids dianggap sebagai geng. Dia mengatakan Merkids merupakan keluarga besar. Meski tak eksis lagi sebagai gengster, jumlah anggota Merkids justru terus bertambah. Dari ratusan, kini menjadi lebih dari seribu limaratus orang.

"Anggota Merkids yang dulu terkenal sebagai preman dan sering berkelahi, saat ini alim-alim," katanya.

Baca Juga: Viral Gadis Cilik Penjual Jajan di Jogja, Netizen: Senyumnya Luar Biasa!

Sementara untuk membantu operasional kegiatan sosial Merkids, kata Hasan, selain dari hasil rental mobil, juga dari sumbangan banyak pihak.

Load More