Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 11 Mei 2020 | 16:45 WIB
Suasana kompleks pintu masuk Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Banguntapan, Bantul, DIY, Senin (11/5/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Jadi saya menjaga di Makam Senopati ini karena raja pertama dan kedua serta keluarganya yang telah wafat dimakamkan di sini. Untuk raja selanjutnya dimakamkan di Makam Raja-Raja Imogiri Bantul," terang dia.

Ia menjelaskan, gaji yang diterimanya tidak seberapa. Meski telah memiliki anak yang sebentar lagi duduk di bangku SD, ia mengaku tetap mendapat rezeki menyekolahkan anaknya.

"Beberapa orang mungkin tidak percaya bahwa saya bisa menyekolahkan anak. Keikhlasan itu memang menjadi prinsip saya selama ini. Jadi ada saja rezeki yang mengalir untuk keluarga saya selama saya mengabdi di sana. Saya tidak ada pekerjaan lain selain menjadi abdi dalem," kata dia.

Seorang penjaga makam yang juga abdi dalem menunjukkan denah makam raja Mataram Kotagede, Senin (11/5/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Menjaga makam selama 24 jam, Suratijan juga kerap bertemu dengan beberapa tokoh di Indonesia yang berziarah ke Makam Senopati.

Baca Juga: Pandemi Corona, Yayasan Laskar Berani Hijrah Liburkan Pengajian Anak Punk

"Banyak sekali tokoh di Indonesia yang datang ke sini untuk berziarah. Saya sempat bertemu dengan Pak Wiranto, Pak Prabowo juga. Ya kami berbicara santai. Saya menceritakan bagaimana situasi di makam ini dan berbicara hal-hal lain," katanya.

Seorang abdi dalem lainnya, Budi Raharjo (63), yang dari Keraton Yogyakarta mendapat nama Mas Panewu Hastono Danarto, mengungkapkan bahwa pilihannya berkaitan juga dengan pelestarian budaya.

"Saya memilih menjadi abdi dalem karena ada budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Saya bekerja di sini dengan nyaman dan berharap anak cucu kami masih bisa melihat bangunan serta tradisi yang ada di sini," ungkap dia.

Budi mengaku hanya digaji Rp60 ribu per bulan. Kendati demikian, bukan bayaran yang dia cari selama bekerja sebagai penjaga makam.

"Ada rasa keterikatan yang muncul di dalam jiwa saya. Beberapa orang mungkin tidak bersedia dengan bayaran sebesar itu, tapi kembali lagi, ada hal yang harus dijaga untuk anak cucu kami, sehingga apa yang kami lakukan ini adalah sebuah upaya untuk menjaga budaya, termasuk menghormati leluhur kami yang telah pergi terlebih dahulu," ungkapnya.

Baca Juga: Polisi Klaim Sudah Tertibkan Kerumunan Saat Penutupan McDonald's Sarinah

Load More