Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 11 Mei 2020 | 16:45 WIB
Suasana kompleks pintu masuk Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Banguntapan, Bantul, DIY, Senin (11/5/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Suara bising alat pemotong rumput pagi itu memecah kesunyian kompleks Makam Raja-Raja Mataram Kotagede. Tak banyak terlihat aktivitas pengunjung atau peziarah di makam yang berada di dalam Masjid Gedhe Mataram Kotagede ini.

Wajar saja, saat Bulan Ramadan, aktivitas wisatawan ke makam dibatasi. Terlebih lagi dengan situasi wabah Covid-19 saat ini, suasana makam dan masjid makin sepi; hanya terlihat ada abdi dalem yang menjaga kompleks tersebut.

Salah seorang penjaga makam, Suratijan (50), menerangkan bahwa selama bulan Ramadan ini ziarah makam raja Mataram memang dibatasi.

Terdapat dua makam di dalam kompleks Masjid Gedhe tersebut. Pertama, Makam Senopati, yang diperuntukkan Raja Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, sementara yang kedua Makam Hasto Renggo, makam yang diperuntukkan bagi cucu-cucu Raja Keraton Yogyakarta.

Baca Juga: Pandemi Corona, Yayasan Laskar Berani Hijrah Liburkan Pengajian Anak Punk

"Keduanya memang ditutup selama bulan Ramadan ini, tapi jika ada peziarah yang ingin mengunjungi makam masih diperbolehkan dengan izin dari kantor," kata Suratijan, ditemui SuaraJogja.id, Senin (11/5/2002).

Pria yang telah mengabdi kepada Keraton Surakarta sejak 2005 ini menjelaskan, awalnya tidak ada rencana untuk menjadi abdi dalem. Namun, karena ada kesempatan dan diajak untuk mengabdi di keraton, akhirnya dia menerima.

"Mbah saya dulu abdi dalem, tapi saya belum tertarik untuk menjadi seperti dia. Lalu dari jiwa saya itu muncul saat diajak untuk bergabung. Lambat laun rasa senang itu ada. Jadi meski sebagai penjaga makam, kegiatan apa pun yang saya lakukan rasanya menyenangkan meski tidak banyak upah yang diterima," kata dia.

Pintu Masuk Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, yang ditutup saat Bulan Ramadan. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Pria yang mendapat nama Surobudoyo dari Keraton Surakarta ini mengaku sudah memiliki keterikatan batin untuk mengabdi. Ia mengatakan, tidak banyak orang yang mau melakukan pekerjaan ini. Sebab, bayaran pun tidak seberapa.

"Ini sudah seperti panggilan jiwa untuk mengabdi. Tidak banyak orang bisa bertahan lama dengan pekerjaan seperti ini. Maka dari itu, penjaga makam di sini tidak mengejar hasil, tapi ada rasa memiliki dan membuat ikhlas apa pun yang kami kerjakan," terang Suratijan.

Baca Juga: Polisi Klaim Sudah Tertibkan Kerumunan Saat Penutupan McDonald's Sarinah

Dirinya mendapat tugas untuk menjaga Makam Senopati karena Suratijan sendiri merupakan abdi dalem Keraton Surakarta yang ditugasi menjaga makam di mana Raja Keraton Surakarta diistirahatkan untuk kali terakhir.

Load More