SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat berbagai pihak terkena dampaknya. Meskipun begitu, tak jarang juga ditemui masyarakat yang membanting setir usahanya dan berkreasi untuk tetap menyambung hidup di tengah pandemi.
Sama seperti yang dilakukan oleh salah satu perajin batik di Kulon Progo, Murtini (45), alih-alih berdiam menunggu pandemi usai, ia justru terinspirasi dalam menciptakan batik dengan motif virus corona. Batik tulis karya Murtini tersebut buktinya malah makin diminati oleh pasar lokal maupun luar daerah.
Usaha Sembung Batik milik Murtini merupakan salah satu UMKM yang terkena dampak pandemi Covid-19. Namun berkat penjualan online yang terus berjalan, alhasil semua pekerja tetap bisa memproduksi batik tanpa harus dirumahkan.
"Perajin atau pekerja yang ada sudah kita anggap sebagai keluarga sendiri. Kalau mereka kita rumahkan, lantas mereka mau makan apa," ujar Martini pada SuaraJogja.id di Galeri Sembung Batik, yang ada di Pedukuhan Sembungan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (26/5/2020).
Murtini mengaku, ide pembuatan batik motif virus corona tersebut muncul seiring dengan bertambahnya jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Terlebih lagi di DIY, kasus positif sudah menyebar di seluruh kabupaten/kota, termasuk Kulon Progo.
Pemilik Sembung Batik ini akhirnya memutuskan untuk berinovasi dengan mengaplikasikan wujud virus corona itu ke dalam motif batik. Keprihatinannya itu dituangkannya dalam setiap pembuatan motif dan pola pada batiknya menggunakan canting, malam, dan pewarna.
"Kurang lebih dua pekan dari mulai ide muncul kemudian persiapan sampai dengan pembuatan batiknya sendiri," ungkapnya.
Tidak sekadar menggambar virus corona di setiap kain batiknya, Murtini juga menggoreskan cerita dengan cantingnya itu. Sesuai dengan tema yang diangkat, ceritanya pun tidak jauh-jauh dari perkembangan virus corona itu sendiri, mulai dari bentuk virus corona yang masih utuh hingga bercampur dengan air, hingga akhirnya virus tersebut terpecah menjadi beberapa bagian kecil dan kemudian kembali terkubur di dalam tanah sampai virus corona tersebut hilang.
"Ini jenis batik kontemporer, dengan motif utamanya bentuk virus corona," katanya.
Baca Juga: Sebut New Normal Masih Wacana, Menteri Mahfud MD: Belum Keputusan
Dikatakan Murtini, masyarakat merespons baik motif batik buatannya itu. Buktinya, pesanan baik melalui media sosial atau pengunjung yang datang langsung ke galeri miliknya terus bertambah. Hingga saat ini sudah puluhan batik corona yang berhasil dijual Murtini.
Satu lembar batik virus corona dijual seharga Rp350.000 per potong, dengan beberapa warna yang bisa dipilih oleh konsumen. Harga batik milik Murtini lainnya di jual pada kisaran Rp150.000 hingga di atas Rp1juta, tergantung kualitas kain dan tingkat kesulitan motif.
"Konsumen juga bisa pesan untuk warna atau kombinasi desain yang mereka inginkan," jelasnya.
Pihaknya menjamin keunggulan kualitas batik produksinya dalam teknik pewarnaan dan motif yang unik.
Berita Terkait
-
Pandemi Corona Belum Usai, Syawalan di Kulon Progo Dilakukan Secara Virtual
-
Cuaca Ekstrem, Waspada Gelombang Tinggi di Pantai Selatan
-
Objek Wisata Tutup, Warga Liburan di Bandara YIA
-
Halau Wisatawan, Warga Sekitar Pantai Glagah Ingatkan Lebaran di Rumah Saja
-
Stok Pangan di Kulon Progo Dipastikan Aman hingga Akhir Tahun 2020
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
DIY Genjot Gerakan Pangan Murah: Beras SPHP Baru Tersalur 20 Persen
-
DANA Kaget: Cara Mudah Dapat Saldo Gratis, Tapi Awas Jebakan
-
Sampah Sleman, Sisa Makanan jadi 'Biang Kerok', TPST Baru Terhambat Izin TKD
-
Sultan Ajari BGN soal Keracunan MBG: Lihat Dapur Umum Bencana, Enggak Perlu Orang Kimia
-
Di Acara SMEXPO, Darurat Sampah Yogyakarta Jadi Sorotan Pertamina Foundation