SuaraJogja.id - Memasuki musim kemarau, sejumlah sumber air di kawasan Gunungkidul mulai menghilang.
Kepala Dukuh Bareng, Kalurahan Kemiri, Kepanewonan Tanjungsari, Winarsih mengatakan hujan sudah tidak datang di wilayah kepanewonan Tanjungsari hampir 1,5 bulan lamanya.
Warga sudah kesulitan untuk mendapatkan air bersih sebab sumber air bersih mulai hilang dan sumber air yang ada sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi karena debitnya tinggal sedikit dan keruh ketika diambil airnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga selama tiga pekan terakhir terpaksa membeli air dari para penyedia jasa layanan angkutan air. Satu tangki ukuran 5000 liter warga harus menebusnya dengan harga Rp150.000 hingga Rp170.000.
Baca Juga: Polda DIY Gelar Operasi Pekat, Kasus Narkoba dan Miras Paling Banyak Tinggi
"Lah mau bagaimana lagi kita tidak ada air karena hujan sudah tidak ada," ujarnya, Selasa (14/7/2020) ketika tengah melayani warga di Balai Desa Kemiri.
Winarsih mengatakan, warga terpaksa air bersih karena untuk mengambil di sumber mata air yang masih bisa dimanfaatkan mereka warga harus berjalan cukup jauh. Ia mengakui jika saat ini memang masih ada warga yang memanfaatkannya namun sebagian besar warga sudah membeli air.
Selain membeli air secara mandiri, sejumlah bantuan juga telah mengalir ke Tanjungsari. Winarsih mengaku sejumlah bantuan dari swasta tersebut sangat membantu warga apalagi di tengah pandemi Covid 19 yang belum berakhir seperti sekarang ini. Minimal uang untuk membeli air bisa dialokasikan ke kepentingan yang lain.
"Alhamdulillah kalau ada bantuan. Sekarang kan serba sulit mau beli air rasanya mahal banget karena tidak ada duit. Kami berterima kasih kalau ada yang membantu, seperti pekan kemarin ada Bank yang membantu kami 20 tangki," terangnya.
Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Eddy Basuki mengakui wilayahnya sudah mulai terpapar kekeringan. Setidaknya sudah ada 6 Kepanewonan yang telah melaporkan wilayahnya terpapar kekeringan.
Baca Juga: Positif Covid-19, Karyawan RS di DIY Tulari 7 Anggota Keluarga
Sebanyak 6 Kepanewonan tersebut masing-masing adalah Girisubo, Rongkop, Semanu, Tepus, Palyian dan Saptosari.
"Keenam Kepanewonan tersebut melaporkan persediaan air bersih di sebagian wilayah mereka telah habis," ungkapnya.
Di sebagian wilayah dari 6 Kepanewonan tersebut, sumber-sumber air bersih seperti sungai, telaga ataupun juga mata air tinggal sedikit bahkan mulai mengering. Namun dari 6 Kepanewonan tersebut belum menyebutnya secara detil Kalurahan mana saja yang sudah terpapar kekeringan.
Meski wilayahnya sudah terpapar kekeringan dan warganya sudah membeli air bersih, namun keenam kapanewon tersebut belum mengajukan permohonan bantuan droping air bersih kepada pemerintah melalui BPBD. Ia menduga kemungkinan besar mereka masih membeli air bersih dari para penyedia jasa layanan air bersih.
"Atau mereka sudah bantuan dari pihak swasta. Biasanya kalau pihak swasta langsung ke titik yang akan dibantu," lanjutnya.
Eddy menyebutkan, BPBD Gunungkidul telah bersiap untuk menghadapi musim kemarau pada 2020 ini. Sejauh ini BPBD Gunungkidul telah menyiapkan anggaran sebanyak Rp700 juta. BPBD pun saat ini juga telah melakukan pemetaan wilayah yang rawan kekeringan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Akal Bulus Oknum Debt Collector Jebak Petugas Damkar Bantu Tagih Utang Pinjol
-
BREAKING NEWS! Hasil RUPS LIB: Liga 1 Super League, Liga 2 Jadi Championship
-
5 Rekomendasi HP Murah Memori 256 GB Harga di Bawah 2 Juta, Terbaik Juli 2025
-
Timnas Putri Indonesia Gagal, Media Asing: PSSI Cuma Pakai Strategi Instan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
Terkini
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup
-
Selain Bukan Kurir ShopeeFood Resmi, Dua Tersangka Pengerusakan Mobil Polisi Tak Saling Kenal
-
Dulu Panen, Sekarang Gigit Jari: Curhat Pedagang dan Jukir Pasca Relokasi Parkir ABA di Jogja
-
Pasangan Couplepreneur Ini Dapat Dukungan BRI, Ekspansi Bisnis Sampai Amerika
-
Polisi Tegaskan Keterlambatan Pengantaran ShopeeFood di Godean Tak Berjam-jam tapi Hanya 5 Menit