SuaraJogja.id - Bagi masyarakat desa adat Sigi, Sulawesi Tengah, salah satu upaya menghadapi pandemi virus corona adalah dengan memanfaatkan pengetahuan lokal yang di dapat dari pengalaman-pengalaman masa lampau.
Salah satu tokoh adat Sigi dari Kulawi, Andreas Lagimpu melalui Festival Kebudayaan Desa, mengatakan masyarakat di Kabupaten Sigi menggunakan kiat-kiat yang telah dilakukan untuk menghalau wabah terdahulu, salah satunya adalah Flu Spanyol.
"Bagi masyarakat adat, permasalahan terkait pandemi telah diceritakan secara turun temurun.
dulu sebelum Covid-19, kami sudah menghadapi virus spanyol atau virus influenza menyerang Asia.," ujar Sigi, Selasa (14/7).
Dari pengalaman yang didapat dari wabah-wabah penyakit yang muncul jauh sebelum Covid-19, Andreas menyebut masyarakat desa adat telah memiliki pengetahuan soal pencegahan dengan mengurangi aktivitas sosial.
Baca Juga: Lurah Desa Panggungharjo Sebut New Normal Tak Melulu soal Teknis Saja
"Masyarakat tahu bahwa mereka tidak boleh bergaul secara luas di saat ada penyakit yang sedang mewabah," katanya.
"Jadi ketika saat ini kita menghadapi pandemi lalu pemerintah menerapkan beragam kebijakan seperti psbb, masyarakat lokal sudah punya pengetahuan tentang ini dari dulu," sambungnya.
Selain pencegahan, ia juga menyebut masyarakat desa sudah paham bahwa ada kewajiban untuk menguatkan ketahanan pangan ketika sebuah bencana terjadi.
Alih-alih dijual ke pasar, hasil panen lokal seperti beras dan produk pangan lain akan disimpan untuk ketersediaan. "Karena kami sadar pandemi dan bencana lain memberikan dampak pangan dalam komunitas-komunitas."
Masih berpegang teguh dengan warisan nenek moyang, masyarakat adat Sigi juga melawan pandemi dengan mengulik racikan-racikan obat tradisional yang telah diwariskan secara turun temurun.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Desa Adat Lewat Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara
Senada, tokoh adat Sigi dari Topo Uma, Sado Taringolu, juga memanfaatkan pengetahuan lokal dalam membentengi diri selama pandemi virus corona.
Selain memanfaatkan warisan budaya nenek moyang, Sado mengatakan masyarakat di desanya juga berupaya untuk menegakkan protokol kesehatan.
"Kami juga berusaha mematuhi langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan untuk melindungi diri dari wabah virus corona, seperti cuci tangan dan menggunakan masker," katanya.
Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.
Acara ini diharapkandapat menjadi ruang untuk menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia.
Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK