SuaraJogja.id - Sidang kasus susur Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Sleman kembali dilanjutkan di Pengadilan Negeri Sleman, Kamis (16/7/2020). Agenda sidang adalah pemeriksaan saksi mahkota yakni pembina pramuka IYA (36).
IYA merupakan salah satu terdakwa dari tiga orang lainnya yakni RY (38) serta DDS (58). Dalam lanjutan sidang kasus pemeriksaan saksi mahkota, IYA menjadi saksi untuk terdakwa RY dan DDS.
Berbagai pertanyaan dilontarkan hakim ketua. Mulai dari jabatan IYA di sekolah serta dimana keberadaan dirinya ketika insiden nahas tersebut terjadi.
IYA yang juga sebagai guru PNS di sekolah setempat mengaku bahwa sebelum hari pelaksanaan Pramuka yakni Kamis (20/2/2020), dirinya telah mengadakan pertemuan bersama terdakwa DDS serta salah seorang pembina pembantu, Anis.
Baca Juga: BPBD Sleman Cek Kondisi Sabo Dam di Lereng Merapi, Begini Kondisinya
"Kami berkumpul untuk membahas kegiatan Pramuka keesokan hari (Jumat). Setelah itu kami pilih kegiatan susur sungai sesuai jadwal Pramuka yang sudah dibentuk. Saya lalu menghubungi dewan penggalang yakni siswa kelas 8 dan 9 untuk menyebarkan kegiatan itu kepada peserta (kelas 7)," jelas IYA menjawab pertanyaan hakim.
Ia membeberkan bahwa kegiatan sudah disepakati oleh semua pembina Pramuka. IYA menuturkan ketika hari pelaksanaan Pramuka, Jumat (21/2/2020) dirinya sudah mengecek kondisi Sungai Sempor.
"Sebelum kegiatan dimulai saya sudah mengecek kondisi sungai. Memang cuaca saat itu mendung tapi tidak hujan. Saya mengecek ketinggian air dengan tongkat, hasilnya air setinggi paha saya. Selain itu saya mengecek kecepatan arus dan hasilnya memang tidak berbahaya," jelas dia.
Hakim juga menanyakan peralatan yang harus dibawa peserta pramuka. IYA menjawab bahwa hanya dewan penggalang yang diarahkan membawa tongkat dan P3K. IYA tak meminta membawa tali karena keterbatasan alat.
Pertanyaan hakim dijawab dengan kooperatif oleh IYA yang juga sebagai guru olahraga ini. Hingga akhirnya pertanyaan keberadaan dia saat insiden terjadi.
Baca Juga: Pemotor Tewas Tabrak Truk di Sleman, Warga Sebut Truk Minim Tanda Berhenti
"Memang saat itu saya meninggalkan lokasi ketika peserta mulai melakukan susur sungai. Saya harus ke Bank untuk mentransfer sejumlah uang, hal itu juga penting karena saya harus segera membayar," jelas dia.
Berita Terkait
-
Dibebani Target, Pieter Huistra Telah Identifikasi Problematika PSS Sleman
-
PSS Sleman Rekrut Pieter Huistra, Tugas Berat Menanti Eks Pelatih Borneo FC
-
BRI Liga 1: Sempat Tertinggal, Arema FC Bangkit dan Hajar PSS Sleman 6-2
-
PSIM Yogyakarta Promosi, PSS Sleman Berjuang Keluar dari Zona Merah Liga 1
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
-
Jika Gagal Penuhi Target Ini, Petinggi Persija: Carlos Pena Out!
Terkini
-
Waspada Modus Penipuan, Begini Cara WNI Dijebak Kerja Judi Online di Myanmar
-
Kepala Daerah Didominasi dari KIM Plus, Masyarakat Diajak Tetap Kritis Cegah Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan
-
5 Tahun Buron, Harun Masiku Diduga Dihidupi Hasto Kristiyanto? Ini Kata KPK
-
Ditemukan Sapi Mati Mendadak, Begini Cara DPKH Gunungkidul Cegah Penyebaran Antraks
-
Tunda Berangkat Retreat, Hasto Wardoyo Pilih Urus Sampah di Kota Yogyakarta