SuaraJogja.id - Ada yang berbeda dalam garebeg besar Idul Adha yang digelar Keraton Yogyakarta pada peringatan Idul Adha 1441 H kali ini. Karena pandemi COVID-19 yang tidak kunjung usai, Keraton meniadakan prosesi upacara garebeg besar, Jumat (31/07/2020).
Tiga gunungan besar yang biasanya dibuat dan diarak prajurit dan dua ekor kuda mulai dari halaman Keraton, melewati Alun-alun utara ke Masjid Gede Kauman serta Kepatihan yang biasanya jadi rebutan warga pun juga tidak lagi dibuat. Keraton menggantinya dengan ubarampe atau pelengkap sesajen berupa gunungan rengginan yang dibawa dengan mobil bak terbuka ke Kepatihan dan Puro Pakualaman.
Ubarampe rengginang yang dibagikan berjumlah 2.700 buah. Jumlah ini sama banyaknya dengan rengginang pada Gunungan Estri dan Gunungan Dharat saat upacara garebeg biasanya.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono mengungkapkan, diberlakukannya status Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di DIY hingga 31 Agustus 2020 membuat Keraton mengubah rencana pelaksanaan garebeg besar. Namun Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan yang berupa rengginang yang dipimpin GKR Mangkubumi.
"Hal ini merupakan wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melestarikan tradisi meski saat pandemi sekaligus mendukung anjuran pemerintah," ungkapnya.
Condrokirono mengungkapkan, pelaksanaan agenda garebeg tetap digelar dengan tata cara yang sama seperti saat peringatan Idul Fitri dengan pertimbangan protokol kesehatan. Karenanya meski upacara garebeg ditiadakan, esensi dari tradisi itu sendiri tidak hilang.
Kegiatan diikuti abdi dalem dan kerabat dekat. Semua Abdi Dalem baik yang bertugas maupun yang mengikuti prosesi juga wajib menggunakan masker dan mematuhi standar protokol kesehatan dengan menjaga jarak.
Garebeg tetap bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya. Laiknya garebeg pada zaman dahulu yang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan. Pembagian dengan cara tersebut dilakukan karena dianggap dapat meminimalisir kerumunan saat pandemi in.
"Bukan dengan merayah atau merebut gunungan seperti dikenal saat ini,” ujar putri kedua Sri Sultan HB X tersebut.
Baca Juga: Terdampak Tol Jogja-Bawen, SMK dan Gereja di Seyegan Tak Akan Direlokasi
Ubarampe rengginang mulai dirangkai sejak Kamis(30/07/2020) di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta. Setelah rangkaian selesai disiapkan, gerabah tempat ubarampe diletakkan dibusanani atau diberikan kain penutup bermotif bangun tulak.
Prosesi ini dilakukan oleh Kanca Abrit dan dipimpin oleh Penghageng KHP Wahana Sarta Kriya KRT Kusumanegara. Seluruh ubarampe diinapkan selama satu malam dan didistribusikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, dan Kepatihan pada Jumat ini.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta