Sementara Desa Wonokerto terdapat jalur evakuasi Jalur Tunggularum-Gondoarum-Sempu-Ledoklempong-Imorejo.
"Kondisinya (Jalur Evakuasi) sebagian perlu dibenahi dan sebagian lainnya masih bisa dilintasi masyarakat. Tentunya nanti kami evaluasi dari hasil pengecekan yang kami lakukan beberapa pekan ini," terang Makwan.
Dirinya tak menampilkan jika beberapa jalur evakuasi kerap dilintasi kendaraan berat, terutama kawasan yang biasa digunakan oleh penambang. Kendati demikian, ada jalur khusus yang disiapkan pemangku wilayah agar tak merusak akses jalan tersebut.
"Misal seperti di jalur yang akan menuju Kaliadem. Memang banyak truk-truk yang melintas, tapi warga juga sudah membuat jalur khusus untuk truk," katanya.
Baca Juga: Menginap di Hotel dengan Istri, Pria Asal Sleman Mendadak Tewas
Beberapa jalur memang rusak akibat kendaraan penambang, kata Makwan. Meski begitu, jika memang ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang dapat membahayakan masyarakat, jalur penambangan akan ditutup.
"Tentu ada pemberitahuan lebih dahulu ketika ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi atau berubah status siaga. Nah penambangan akan dihentikan, dan jika ada jalur yang rusak, masih ada waktu untuk memperbaiki. Artinya akses tersebut bisa dilalui oleh masyarakat," kata Makwan.
Aktivitas Gunung Merapi saat ini masih mengalami peningkatan, jika masyarakat harus dievakuasi, barak atau tempat perlindungan sementara juga sudah disiapkan pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyediakan lebih kurang 20 bapak pengungsian. Beberapa diantaranya dikhususkan untuk masyarakat lansia dan kelompok rentan.
"Dari barak yang telah disediakan bisa menampung 300-400 orang. Tersebar di sejumlah desa nantinya akan tetap kami pantau untuk penggunaan. Pasalnya ditengah pandemi seperti ini kami upayakan untuk mengurangi kerumunan," kata Makwan.
Baca Juga: Kecelakaan di Sleman Tewaskan 1 Orang, Polisi Sebut Korban Tak Kantongi SIM
Makwan menjelaskan jikapun terjadi erupsi Merapi, pemerintah menawarkan evakuasi berbasis keluarga. Dimana nantinya masyarakat yang memiliki keluarga di lokasi yang lebih aman akan diarahkan ke lokasi tersebut.
“Ada sejumlah opsi agar mereka tetap selamat dengan protokol keamanan covid-19. Beberapa evakuasi nanti ada yang kami tawarkan dengan berbasis keluarga. Jadi kami tawarkan mereka dievakuasi ke tempat yang lebih aman dari lereng merapi ke keluara yang ada di wilayah lebih rendah,” tambah dia.
Meningkatnya aktivitas gunung Merapi dibenarkan BPPTKG, sejak erupsi Merapi yang terjadi dua kali berturut-turut pada 21 Juni 2020 lalu, terdapat penggembungan atau deformasi tubuh Merapi sebesar 0,5 cm setiap harinya.
Deformasi saat ini mengikuti perilaku sebelum erupsi tahun 2006 silam
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan bahwa penggembungan itu terjadi satu hari selepas erupsi, pada 22 Juni 2020. Saat itu mulai terlihat penggembungan yang terjadi di wilayah Babadan atau barat laut.
"Ini merupakan aktivitas Merapi sebagai gunung api yang masih aktif di Indonesia. Meski telah terjadi penggembungan hal itu tak perlu dikhawatirkan. Potensi erupsi jelas ada karena memang gunung ini aktif," ungkap Hanik saat pengecekan ke pos pantau Merapi, Kamis (9/7/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya