"Tentu ada pemberitahuan lebih dahulu ketika ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi atau berubah status siaga. Nah penambangan akan dihentikan, dan jika ada jalur yang rusak, masih ada waktu untuk memperbaiki. Artinya akses tersebut bisa dilalui oleh masyarakat," kata Makwan.
Aktivitas Gunung Merapi saat ini masih mengalami peningkatan, jika masyarakat harus dievakuasi, barak atau tempat perlindungan sementara juga sudah disiapkan pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyediakan lebih kurang 20 bapak pengungsian. Beberapa diantaranya dikhususkan untuk masyarakat lansia dan kelompok rentan.
"Dari barak yang telah disediakan bisa menampung 300-400 orang. Tersebar di sejumlah desa nantinya akan tetap kami pantau untuk penggunaan. Pasalnya ditengah pandemi seperti ini kami upayakan untuk mengurangi kerumunan," kata Makwan.
Baca Juga: Menginap di Hotel dengan Istri, Pria Asal Sleman Mendadak Tewas
Makwan menjelaskan jikapun terjadi erupsi Merapi, pemerintah menawarkan evakuasi berbasis keluarga. Dimana nantinya masyarakat yang memiliki keluarga di lokasi yang lebih aman akan diarahkan ke lokasi tersebut.
“Ada sejumlah opsi agar mereka tetap selamat dengan protokol keamanan covid-19. Beberapa evakuasi nanti ada yang kami tawarkan dengan berbasis keluarga. Jadi kami tawarkan mereka dievakuasi ke tempat yang lebih aman dari lereng merapi ke keluara yang ada di wilayah lebih rendah,” tambah dia.
Meningkatnya aktivitas gunung Merapi dibenarkan BPPTKG, sejak erupsi Merapi yang terjadi dua kali berturut-turut pada 21 Juni 2020 lalu, terdapat penggembungan atau deformasi tubuh Merapi sebesar 0,5 cm setiap harinya.
Deformasi saat ini mengikuti perilaku sebelum erupsi tahun 2006 silam
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan bahwa penggembungan itu terjadi satu hari selepas erupsi, pada 22 Juni 2020. Saat itu mulai terlihat penggembungan yang terjadi di wilayah Babadan atau barat laut.
Baca Juga: Kecelakaan di Sleman Tewaskan 1 Orang, Polisi Sebut Korban Tak Kantongi SIM
"Ini merupakan aktivitas Merapi sebagai gunung api yang masih aktif di Indonesia. Meski telah terjadi penggembungan hal itu tak perlu dikhawatirkan. Potensi erupsi jelas ada karena memang gunung ini aktif," ungkap Hanik saat pengecekan ke pos pantau Merapi, Kamis (9/7/2020).
Berita Terkait
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Lebih Tinggi
-
Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik Capai 350 Meter
-
Sebelum Erupsi Setinggi 8.000 Meter, Gunung Lewotobi Alami Gempa Vulkanik Selama Sepekan
-
BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan