SuaraJogja.id - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Budi Irawan, menyampaikan pendapat mengenai tiga buah kritik besar terhadap film Tilik. Ia berpendapat bahwa tiga pendapat itu salah sasaran.
Dari masuknya nama Bu Tejo dan film Tilik dalam trending topic Twitter, Budi menyimpulkan, selain banyaknya pujian, ada tiga kritik besar yang ditujukan kepada film berlatar masyarakat desa ini.
Tiga kritik tersebut di antaranya melanggenggkan stereotip perempuan, berwatak misoginis atau kebencian terhadap perempuan, dan mengamini tindakan penyebaran hoaks atau kabar bohong.
"Menurut saya, ketiga kritik itu salah sasaran karena kekurangcermatan menonton Tilik sehingga keliru menarik simpulan," tulis Budi dalam unggahan di Facebook, Minggu (23/8/2020).
Baca Juga: Dulu Kumuh, Komunitas Bendhung Lepen Ubah Selokan Mrican Jadi Objek Wisata
Budi menyampaikan, dalam film tersebut, perempuan tidak hanya menjadi karakter yang dominan, tetapi juga direpresentasikan secara beragam, sehingga tidak ada penguatan stereotip perempuan.
Dalam sebuah film, kata dia, stereotip umumnya terlihat dari cara penggambaran karakter untuk membangun narasi. Dari beberapa teori yang ia baca, Budi menyampaikan bahwa penggambaran sifat-sifat karakter yang stereotipikal itu tak pernah berubah.
Stereotyping pun turut melibatkan proses memilah apa yang normal dan tidak normal. Pada beberapa bagian, film Tilik terlihat menunjukkan melebih-lebihkan karakter Bu Tejo untuk memancing kelucuan, tetapi tidak serta merta melakukan simplifikasi, menurut Budi.
Beberapa warganet ada yang berpendapat bahwa film tersebut menimbulkan persepsi mengenai gambaran wanita sebagai sosok yang gemar bergosip dan menyebarkan hoaks. Padahal, bagi Budi, dalam film itu sosok laki-laki juga digambarkan gemar bergosip.
Karakter Gotrek dalam film Tilik terlihat sempat menguping pembicaraan ibu-ibu di bak truk. Gotrek juga terlihat antusias dengan isi pembicaraan antara Yu Ning dengan Dian di telepon. Budi menganggap hal itu sebagai ketertarikan kaum laki-laki terhadap gosip.
Baca Juga: Nah, Bu Tejo Gosipin Raffi Ahmad
Terkait anggapan bahwa film ini membenci perempuan, Budi justru berpendapat, sosok Bu Lurah sebagai pemimpin desa cukup dicintai warganya sampai kabar dirawatnya Bu Lurah menggerakkan ibu-ibu itu berkunjung dan memberikan bantuan.
Berita Terkait
-
Tegaskan Tak Antikritik, Prabowo Boyong Menteri-menteri Ini untuk Paparkan Kondisi Terkini
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik
-
Sentilan Luhut dan Demokrasi Sopan Santun: Ketika Kritik Dianggap Ancaman
-
Formappi Harap DPR Tak Ulang Kesalahan RUU TNI Saat Bahas RUU Polri
-
Review Novel 'Makhluk Bumi': Jadi Alien demi Bertahan di Dunia yang Gila
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor