Selama Pandemi Covid-19 Sempat Meroket
Jamu menjadi salah satu produk yang bisa dibilang malah mengalami peningkatan penjualan saat pandemi Covid-19 berlangsung. Meskipun kini penjualan jamu tidak seramai saat awal pandemi Covid-19 muncul tapi kondisi itu tetap disyukuri oleh penjual jamu.
Sutrisno menuturkan bahwa lonjakan permintaan jamu memang sempat terjadi dalam beberapa bulan yang lalu ketika pandemi Covid-19 baru dinyatakan masuk ke Indonesia. Mayoritas masyarakat mencari segala macam usaha untuk tetap sehat, salah satunya dengan mengkonsumsi empon-empon. Itulah yang membuat permintaan jamu meningkat drastis.
"Kalau mulai bulan ini sudah mulai penjualan jamu tidak seramai saat dibandingkan awal-awal pandemi Covid-19. Namun sekitar sebulan yang lalu tergolong sangat tinggi bahkan omzetnya jika ditotal semua dari penjual jamu yang ada naik sampai dengan 100-200%," kata Sutrisno.
Baca Juga: Beredar Pesan Rantai Operasi Masker Denda Rp250 Ribu, Ditlantas DIY: Hoax
Sutrisno bahkan juga membuat satu produk jamu instan dengan embel-embel "Pencegah Virus Corona." Ramuan itu terdiri atas kayu manis, jahe emprit, kunyit, jahe merah, sereh, temulawak dan lainnya.
Berkat produk jamu itu, pesanan yang masuk ke Sutrisno tak terbendung. Ia mengaku bahkan sempat tidak bisa setor produk tersebut kepada konsumen.
"Saya setor berapapun pasti habis, sempet kewalahan juga menghadapi pesanan yang segitu banyaknya. Itu juga ditambah dengan tenaga saya yang terkena lockdown diwilayahnya masing-masing," ungkapnya.
Diketahui selama pandemi Covid-19 ia sempat dibantu oleh tenaga yang berjumlah sekitar enam orang dari luar dusun atau desa itu. Namun karena lockdown pihaknya sempat mengerjakan sendiri sebelum akhirnya mendapat bantuan dari tetangga di sekitarnya.
"Bahkan ada tenaga yang dari deket rumah itu juga sampai bisa beli mobil walaupun tidak baru, tapi melejitnya sampai segitu kira-kira," ujarnya.
Baca Juga: DIY Terbitkan Pergub Protokol Kesehatan, Izin Usaha Dicabut jika Melanggar
Namun tidak semua penjual jamu merasakan peningkatan itu. Pasalnya ada banyak juga penjual jamu keliling yang tidak bisa berjualan ke tempat langganannya karena terkena lockdown wilayah.
Sutrisno mengatakan baru dari situlah para penjual jamu merasa bahwa berjualan secata online itu juga perlu.
"Jamu gendong di sini banyak dijual ibu-ibu, tapi pesanan dari dalam kota dan luar kota seperti NTT, Jakarta, Sumatera dan lainnya tetap ada. Pesanannya juga macam-macam mulai dari jamu cair, instan, wedang uwuh dan segala macam," ungkapnya.
Sutrisno mengaku sempat merasakan harga bahan baku yang melambung tinggi beberapa bulan sebelumnya karena memang permintaan yang juga meningkat. Namun sekarang kondisi itu sudah mulai berangsur normal kembali.
Hingga saat ini Sutrisno masih terus menggeluti dunia jamu yang sudah ia tekuni tersebut. Pria yang memiliki hobi fotografi ini tidak hanya membuat dan memasarkan sendiri jamunya tapi juga membagikan ilmunya kepada orang banyak.
Dedikasinya yang tinggi ditunjukkan saat ia hampir tak bisa pulang dari NTT ketika mengisi pelatihan tentang jamu. Pasalnya saat itu kondisi pandemi Covid-19 sedang meningkat tajam dan pemerintah memutuskan untuk membatasi sarana transportasi termasuk salah satunya pesawat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
-
Ekonomi Loyo, Pajak Ambles Rp77 Triliun: APBN Mei 2025 Minus!
-
Perang Iran-Israel Bikin Sri Mulyani Was-was, Kenapa?
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
Terkini
-
Luncurkan SINAR Sleman, Inovasi Digital Pemkab agar Warga Bisa Kontrol Pembangunan Daerah
-
Purnawirawan Desak Gibran Dimakzulkan, DPR Pilih Tunda Pembahasan: Ada Apa dengan Tanggal 20?
-
Trauma Korban '98 Dibunuh Dua Kali? Sejarawan Kecam Pernyataan Fadli Zon Soal Pemerkosaan Massal
-
Perang Iran-Israel Ancam Indonesia, Pakar Perdamaian Minta Prabowo Serukan Gencatan Senjata
-
Pengemudi Diduga Mabuk Tabrak Motor di Sleman: Korban Luka Serius, Polisi Temukan Botol Miras