Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 09 September 2020 | 07:10 WIB
Sebuah papan peringatan tertempel di pos SAR yang berada di kawasan Pantai Selatan, Selasa (8/9/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Begitu pun dalam urusan proses evakuasi wisatawan yang sudah berhasil dievakuasi namun masih dalam kondisi kritis dan  membutuhkan pertolongan yang cepat. Pihaknya tidak memiliki ambulans yang siap sewaktu-waktu digunakan untuk memberikan pertolongan sesegera mungkin.

Contoh yang belum lama ini dialami adalah sewaktu insiden Pantai Gua Cemara yang memakan tujuh korban jiwa beberapa waktu lalu. Personel SAR Satlinmas yang bertugas di lokasi terpaksa harus menggunakan kendaraan milik warga untuk membawa dua korban awal yang masih sempat bisa dievakuasi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Petugas Tim SAR Gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian korban terseret ombak di Pantai Goa Cemara, Dukuh Patihan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Jumat (7/8/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Inventarisasi sarana dan prasarana ini menjadi krusial bagi kami. Jadi akan segera kami lakukan lagi untuk melihat apa saja keperluan yang memang mendesak dan harus disediakan," ujar Rias.

Pengadaan sarana dan prasarana pendukung itu memang diperlukan mengingat Rias dan timnya tetap harus berjaga setiap hari. Pengawasan wilayahnya sendiri mencakup dari muara sungai Opak hingga muara Sungai Progo yang berjarak kurang lebih lima kilometer.

Baca Juga: Kampanye Pilkada Lewat Medsos, Bawaslu Bantul Awasi Akun-Akun Buzzer

"Ada kurang lebih 10 personel yang berjaga saat siang hari. Nanti bakal ganti lima personel yang piket waktu malam," katanya.

Diakui Rias, personel yang berjaga itu selalu melakukan pemantauan kepada wisatawan yang berkunjung ke pantai. Namun pengawasan itu menjadi kurang maksimal karena terkendala fasilitas kendaraan seperti ATV atau motor trail.

Sehingga pengawasan tadi hanya bisa dilakukan pada pos-pos pemantauan saja tidak sampai ke menyeluruh ke bibir pantai.

Butuh Pelatihan

Sementara itu Ketua Pokdarwis Pantai Gua Cemara, Suratijo (40), menuturkan sudah berusaha mengantisipasi semaksimal mungkin kejadian yang memang tidak diinginkan terjadi kepada setiap pengunjung.

Baca Juga: Bupati dan Wabup Ikut Pilkada, Bantul Kebut Pengerjaan Perda dan Perbup

Bahkan pihaknya sudah menyiapkan petugas khususnya untuk melakukan pemantauan dengan berkeliling di pantai.

"Kita juga sembari memanfaatkan HT, nanti jika petugas kami mendapati ada pengunjung yang tidak tertib dalam arti malah bermain-main di dekat air akan langsung kontak sekretariat untuk selanjutnya diberi imbauan melalui pengeras suara," kata Suratijo.

Lebih lanjut, Suratijo pun sempat memasang tali tampar atau tambang yang membentang di tepi pantai. Pemasangan itu guna menandai bahwa di sekitar situ adalah kawasan palung.

Harapannya pengunjung menjadi sadar bahwa memang wilayah pantai selatan tergolong berbahaya karena memang sulit diprediksi. 

Objek wisata Pantai Parangtritis Bantul. - (ANTARA/Hery Sidik)

Meski sudah diberikan beberapa bantuan dari Dinas Pariwisata Bantul semisal pengeras suara atau megaphone untuk mengimbau pengunjung, pihaknya berharap adanya pelatihan terkait dengan peningkatan sumber daya manusia. Khususnya bagi pengelola wisata yang berada di sepanjang pantai selatan tersebut.

"Pelatihannya mungkin bisa dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) karena memang kecelakaan di tempat wisata itu tidak hanya laka laut tapi juga banyak macamnya yang tak terduga," ungkapnya.

Load More