Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 12 September 2020 | 14:06 WIB
Sejumlah anggota komunitas waria kulon progo saat mengikuti kegiatan seni. [dokumentasi pribadi]

Rere sendiri mengaku bahwa saat ini keluarganya sudah mulai menerima dan tidak mempermasalahkan lagi. Pasalnya Rere juga sudah dandan di rumah dan semua pakaiannya pun perempuan, tidak ada pakaian laki-laki.

Ketika ditanya mengenai kegiatannya di Warkop sendiri, Rere mengatakan saat ini lebih sering membantu Mami Diana, sebutan Rere untuk Diana, untuk menjaga warung. Mereka sering bergantian dalam berjaga. Satu saat Diana beristirahat, Rere dan teman-teman lainnya yang menjaga, begitu sebaliknya.

Selain berkegiatan menjaga warung, Rere juga mempunyai kesibukan sendiri yakni membuka pijat. Tidak hanya di wilayah Wates, Kulon Progo saja tapi hingga ke Purworejo dan Yogyakarta. Ia juga kadang masih mengisi kegiatan dengan menari hingga menyanyi.

Setiap komunitas mesti memiliki kisah suka duka di dalamnya. Terkait dengan itu Rere, mengutarakan bahwa suka duka itu kadang muncul ketika tidak adanya kekompakan dalam satu komunitas itu sendiri. Misalnya saja, ada salah satu anggota yang merasa iri atau yang lain saat teman-teman mendapat job. Meski begitu ia tetap bersyukur memiliki teman-teman yang saling peduli.

Baca Juga: Tiga Pasien Positif Covid-19 Asal Kulon Progo Dinyatakan Sembuh

Menurut Rere, saat ini penerimaan di masyarakat sendiri sudah terdapat perbedaan yang cukup pesat. Bukan menuju ke arah yang buruk tapi justru menuju arah yang lebih baik.

"Menurut saya, sekarang masyarakat sudah bisa menerima kok mas. Kata-kata yang dulu dan sekarang juga beda, kalau biasanya dulu sering dikatain banci atau yang lainnya, sekarang itu udah ngga lagi. Sudah biasa, maksudnya ketemu di jalan juga menyapa, bahkan sering ngajak ngobrol," ungkapnya.

Kendati belum sepenuhnya diskriminasi itu hilang, tapi menurut Rere perkembangan itu sekarang dapat terlihat dari penerimaan yang baik dari masyarakat terhadap komunitas atau kelompok waria.

Sementara itu Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Kulon Progo, Rina Agustin Saputri, mengatakan bahwa memang pihaknya melakukan pendampingan kepada kelompok atau komunitas di suatu wilayah. Mulai dari pendampingan di sekolah, desa dan teman-teman termarjinalkan, yakni salah satunya yang ada di Kulon Progo adalah Komunitas Waria Kulon Progo ini.

"Jadi setiap bulan kita akan turun ke lapangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke temen-temen waria yang ada di Kulon Progo. Sekretariat memang ada di sini [Warung Kopi] yang saat ini dipegang oleh Mbak Diana," kata Rina.

Baca Juga: Bak Ngopi di Atas Awan, Begini Indahnya View Coffee Angkasa Kulon Progo

Rina menuturkan pendampingan atau bantuan dari PKBI dapat berupa banyak hal. Semisal terdapat kasus-kasus yang memang dirasa tidak memungkinkan di selesaikan sendiri PKBI akan turun untuk membantu menyelesaikannya.

Load More