Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 30 September 2020 | 17:56 WIB
Rumah seorang warga Pedukuhan Ngawu, Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul digeledah tim Densus 88, Rabu (30/9/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto(

SuaraJogja.id - Warga Pedukuhan Ngawu, Kalurahan Ngawu, Kapanewonan Playen, Kabupaten Gunungkidul, terutama warga RT 02 terkejut. Salah satu warga yang tinggal di pedukuhan tersebut ternyata ikut dalam jaringan terorisme usai rumahnya digeledah tim Densus 88. Beredar kabar pemilik rumah tersebut juga sudah diamankan sejak pagi.

Puti (32), perempuan berkacamata yang tinggal di depan rumah tempat Wasito mengontrak, juga mengaku kaget. Ia heran dan tak habis pikir dengan peristiwa tersebut. Apalagi, selama ini Wasito bersama istrinya dikenal sebagai warga yang supel dan sering ikut dalam kegiatan sosial.

"Beliau itu ramah dan taat beribadah," papar Puti usai menyaksikan penggeledahan, Rabu (30/9/2020).

Wasito bersama keluarganya memang belum lama tinggal di tempat tersebut. Setahu Puti, Wasito berasal dari Semarang dan bekerja sebagai pedagang baju keliling dari pasar ke pasar menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Kapanewonan Playen Gunungkidul

Sementara Srimaryati (70), ibunda Puti, yang juga pemilik rumah di depan tempat tinggal Wasito, mengaku tidak tahu secara pasti kapan polisi-polisi tersebut mendatangi bangunan di depan rumahnya tersebut. Sebab, wanita ini mengaku tengah menghadiri rapat di balai Pedukuhan Ngawu.

"Ndak tahu tepatnya kapan polisi dateng. Tadi itu saya baru kumpulan (rapat), saat sampai (rumah) sudah banyak polisi," ujar wanita yang bekerja sebagai pedagang Pasar Playen ini.

Mereka terkejut mendengar kabar bahwa Wasito terlibat jaringan terorisme setelah ditangkap di pagi-pagi buta karena selama tinggal di tempat tersebut, tidak ada kegiatan yang aneh ataupun menonjol lainnya.

Menurut Srimaryati, Wasito bersama keluarganya memang belum lama tinggal di depan rumahnya. Wasito mengontrak rumah Yanto, yang kebetulan kosong karena ditinggal pemiliknya berjualan soto di dekat Rumah Sakit Patmasuri Kabupaten Bantul.

Srimaryati menceritakan, sebenarnya Wasito adalah pribadi yang baik dan dikenal sebagai pedagang baju keliling yang sangat taat beribadah. Lelaki ini selalu rajin salat berjemaah setiap kali azan salat lima waktu dikumandangkan. Wasito juga sangat ramah dan mudah bergaul dengan para tetangganya.

Baca Juga: Terbukti Langgar Kode Etik, DKPP Sanksi 5 Komisioner Bawaslu Gunungkidul

"Kalau dia itu sering ikut kegiatan sosial. Kerja bakti sering hadir. Salat (lima waktu) selalu di masjid," kata Srimaryati.

Load More