SuaraJogja.id - Tracing puluhan kasus COVID-19 yang terjadi di tiga pondok pesantren di Kabupaten Sleman berbuntut ditemukannya 14 kasus baru positif COVID-19 dari salah satu ponpes yang ada di Kapanewon Ngaglik.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, 14 kasus baru itu ditemukan lewat tracing 100 orang dari ponpes tersebut. Dengan adanya kasus baru ini, maka di ponpes tersebut total ada 55 kasus positif COVID-19. Sebelumnya, di sana ditemukan 41 kasus positif. Sementara itu, hasil uji tes dari tracing dua ponpes lainnya masih belum keluar.
Pemkab Sleman masih terus melakukan tracing secara masif di tiga ponpes tersebut. Hingga saat ini, Dinkes Kabupaten Sleman telah melakukan tracing pada 295 orang yang berasal dari tiga pondok pesantren. Rinciannya, 240 orang menjadi sasaran tracing di dua ponpes Kapanewon Ngaglik, dan 55 lainnya di ponpes Kapanewon Prambanan.
"Untuk ponpes besar [di Ngaglik] ada 225 yang menjadi sasaran. Sedangkan ponpes lain yang juga di Ngaglik, kami tracing ada 15 yang kontak erat. Kalau yang di Prambanan ada 55 orang," terangnya, Jumat (2/10/2020)
Baca Juga: Jogja Tambah 37 Kasus Positif COVID-19 Baru
Pihak ponpes dinilai sangat kooperatif, imbuh Joko, sehingga tracing yang dilakukan tidak ada kendala berarti.
Namun demikian, yang menjadi hambatan tracing saat ini adalah proses uji swab.
"Tenaga kami tetap siap meskipun sebetulnya juga sudah ada tanda-tanda kelelahan. Kalau kecepatan keluarnya hasil [tes] memang sangat tergantung pada laboratorium pemeriksa. Saat ini berkisar tiga sampai empat hari," kata dia.
Untuk membantu mengoptimalkan langkah tracing, Pemkab Sleman berharap, izin dari Kementerian Kesehatan RI segera turun, agar alat Tes Cepat Molekuler yang dimiliki Pemkab Sleman bisa digunakan.
"Karena dengan alat itu, hasilnya bisa diketahui dalam satu hari," ujarnya.
Baca Juga: Sepekan Lewat, Polisi Belum Tangkap Penyerang Tenaga Kesehatan di Tegal
Joko menambahkan, rekomendasi dari Dinas Kesehatan DIY untuk penggunaan alat tersebut sudah ada. Namun, izin dari Kemenkes sampai saat ini masih dalam proses.
Berita Terkait
-
Waka Komisi IX DPR Geram THR Nakes RSUP Sardjito Cuma Cair 30 Persen, Desak Kemenkes Turun Tangan
-
Profil Kiai Supar: Ngaku Bisa Gandakan Diri, Tuduh Jelmaannya yang Hamili Santriwati
-
Angelina Sondakh Blusukan ke Pegunungan, Temui Calon Santri Spesial di Ponpes yang Eksotis
-
Wakil Ketua DPR Bicara Tiga Fungsi Pesantren dan Sampaikan Terima Kasih Negara
-
5 Santri Jadi Korban Nafsu Bejat Pimpinan dan Guru Ponpes di Jaktim, Iming-iming Uang dan Liburan ke Ancol
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal
-
Rahasia Pertemuan Prabowo-Mega Terungkap? Pengamat Ungkap Sinyal Penting di Balik Pintu Tertutup