SuaraJogja.id - Menjadi surganya belanja sekaligus jalan-jalan, saat berlibur ke Yogyakarta kurang lengkap rasanya jika belum mampir Malioboro. Bagi warga Yogyakarta, Malioboro ini sudah sejak lama menjadi pusat dari berbagai aktivitas khususnya berdagang.
Disebut surganya wisatawan, sebab di Malioboro ini kalian bisa menemukan banyak hal. Beberapa di antaranya ada wisata budaya, belanja oleh-oleh, spot berfoto sampai dengan menjelajah kuliner tradisional khas Yogyakarta.
Kata Malioboro sendiri sebenarnya berasal dari nama Malborough, seorang anggota kolonial Inggris yang dulu menduduki wilayah Yogyakarta pada tahun 1811 hingga 1816 Masehi.
Sementara dalam bahasa Sansekerta, kata Malioboro dapat dimaknai karangan bunga.
Baca Juga: Restoran Mahkota Tiongsan di Yogyakarta, Jual Mi Kakap Segede Gaban!
Selain itu, Malioboro juga lekat hubungannya dengan Keraton Yogyakarta. Pasalnya, Malioboro kerap dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogya, yaitu Keraton, Gunung Merapi, dan Pantai Selatan.
Konon, jika ditarik garis lurus, Malioboro merupakan sumbu imajiner antara Pantai Selatan, Keraton Yogya, dan Gunung Merapi.
Malioboro sendiri kaya akan berbagai bangunan sejarah yang didirikan oleh kolonial Belanda. Bangunan-bangunan tersebut masih ada hingga sekarang dan dapat dikunjungi wisatawan.
Beberapa bangunan peninggalan sejarah yang bisa ditemukan di Malioboro di antaranya adalah benteng Vredeburg, Istana Presiden Gedung Agung, Pasar Beringharjo, dan kawasan pertokoan Malioboro.
Saat berkunjung ke Malioboro, ada berbagai macam aktivitas yang bisa dilakukan turis.
Baca Juga: HUT Ke-264 Kota Yogyakarta, Begini Sejarah Singkatnya
Salah satu aktivitas yang banyak disukai turis adalah berkunjung ke kawasan nol kilometer Yogyakarta. Di sini, turis bisa melihat Benteng Vredeburg, gedung Bank BNI 1946, kantor Pos Indonesia, Bank Indonesia, dan Gedung Agung.
Kemudian, turis juga bisa berkunjung ke Pasar Beringharjo untuk wisata belanja dengan harga terjangkau.
Di sini, aneka macam batik, kerajinan tangan, hingga kuliner tradisional yang lezat dapat ditemukan.
Pasar Beringharjo juga sudah ada sejak tahun 1758, sehingga dinobatkan sebagai pasar tertua di Yogyakarta.
Berikutnya, turis juga bisa mengunjungi wilayah Kampung Ketandan yang merupakan daerah Pecinan di Malioboro. Selain menyajikan kuliner khas China, daerah Ketandan juga rutin menggelar Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta untuk menyambut Imlek.
Aktivitas wisata lainnya yang bisa dilakukan di Malioboro adalah wisata kuliner serta menyambangi berbagai angkringan yang buka hingga malam.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
Update Market Value Pemain Timnas Indonesia H-1 Lawan Jepang, Siapa Melonjak?
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?