SuaraJogja.id - Situasi pandemi Covid-19 yang urung mereda memaska para kontestan Pilkada serentak harus mengubah strategi kampanyenya. Untuk mengurangi kerumunan sebagian kadidat menggelar kampanye daring.
Pakar Komunikasi UGM Nyarwi Ahmad, mengatakan pelaksanaan kampanye digital bagi para kandidat yang bertarung dalam pilkada memang bisa mencegah terjadinya klaster penularan Covid-19, namun tidak efektif dalam mendulang suara pemilih.
“Dibanding kampanye tradisional dengan mengumpulkan massa dalam sebuah event tentu kampanye semacam ini tidak maksimal. Belum lagi karena minimnya dukungan infrastruktur di daerah,” kata Nyarwi menanggapi anjuran KPU agar peserta kandidat Pilkada menggunakan kampanye lewat platform digital, seperti dikutip dari laman resmi UGM, Sabtu (10/10/2020).
Meski anjuran tersebut menurut Nyarwi praktis bertujuan untuk mencegah penularan Covid-19, namun kampanye digital menurutnya tetap saja tidak maksimal karena belum sepenuhnya para kandidat dan masyarakat melek terhadap platform digital.
Baca Juga: Program Transmigrasi Bantul Tersendat, 20 KK Terancam Batal Berangkat
Penggunaan platform digital bagi masyarakat perkotaan menurutnya tentu tidak menjadi masalah. Namun, bagi warga pelosok pedesaan tentu sangat sulit mengakses platform digital tersebut.
Ia menerangkan apabila ditemukan masih ada pasangan kandidat pilkada dan tim sukses yang masih terjun dan bertemu dengan warga secara langsung menurutnya tidak menjadi masalah asal semua pihak tetap menerapkan protokol kesehatan Covid dengan menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker.
“Semua tergantung perilaku kandidat dan warga masyarakat untuk patuh protokol Covid,” ujarnya.
Nyarwi juga mengingatkan agar para kandidat juga menjaga moral dan etikanya dengan baik dengan tidak memanfaatkan situasi pandemi ini hanya untuk memenuhi hasrat politiknya dengan jalan menggunakan politik uang untuk meraup suara pemilih.
Menurutnya, kondisi sekarang ini masyarakat memang tengah menghadapi kehidupan yang serba sulit, pengangguran terus meningkat dan lapangan kerja semakin sulit didapat. “Saya kira Bawaslu bisa antisipasi ini dan masyarakat juga tidak mudah tergiur,” pungkasnya.
Baca Juga: Dinkes Bantul Dicatut dalam Surat Palsu, Diduga Ada Persaingan Bisnis
Berita Terkait
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
Ricky Kambuaya: Si Anak Pendiam yang Bikin Patrick Kluivert Jatuh Cinta
-
Patrick Kluivert Bongkar Kekurangan Timnas Indonesia Kalahkan China: Kami Tidak...
-
BREAKING NEWS! Timnas Indonesia Lolos Babak Keempat, Nawaf Alaqidi Ikut Bantu
-
Hasil Timnas Indonesia vs China: Gol Ole Romeny Bawa Garuda Naik ke Peringkat 3 Grup C!
-
Mimpi Timnas Indonesia Terkubur! Gagal ke Piala Dunia 2026 Tanpa Playoff usai Australia Hajar Jepang
Terkini
-
Waspada Cacing Hati usai Sembelih Sapi Kurban, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas Pemantau
-
Alun-alun Kidul Ditutup untuk Salat Id? Sultan Angkat Bicara
-
Berkah Idul Adha: Prabowo Kirim Sapi Raksasa untuk Penggerobak Sampah & Pasukan Kuning Yogyakarta
-
IKD Gratis, Tapi Data Bisa Lenyap, Disdukcapil Sleman Ungkap Cara Lindungi Diri dari Penipuan
-
WNA Pakistan Tipu Investasi Rp70 Miliar di Yogyakarta, Sempat Bikin Ulah di Kampus