Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Hernawan
Selasa, 20 Oktober 2020 | 15:03 WIB
Be The Leader Summit AIESEC UGM Jogja (Doc: Istimewa).

Lebih lanjut lagi, Alif menambahkan bahwa peminat UKM AIESEC UGM meningkat setiap tahunnya.

Apa Saja yang Bisa Dilakukan Selama Menjadi Bagian dari AIESEC UGM?

Pada dasarnya AIESEC UGM dibentuk untuk mengembangkan potensi kepemimpinan anggotanya dengan dua program utama yakni proyek sosial dan magang. Adapun tujuan gerak langkah mereka adalah mewujudkan pemuda yang memiliki kapasitas kepemimpinan.

LCVP of External Relations AIESEC UGM, Muhammad Alifandi Tranggono kepada Suara.com Minggu (18/9/2020) sore mengutarakan poin kepemimpinan yang diusung oleh AIESEC UGM. Menurut Alif, ada empat aspek yang menjadi target utamanya.

Baca Juga: Lahir dari Pembungkaman, Pendekar Pena Balairung Menjelma Jadi Petarung

“Kapasitas kepemimpinan itu antara lain dapat mengenal diri sendiri (self awaraness), berkomunikasi dengan efektif guna mendorong tercapainya tujuan besar (empowering others), berorientasi kepada solusi ketika ada masalah (solution-oriented), dan berwawasan global (world citizen),” ujarnya.

Ada berbagai kegiatan yang bisa diikuti oleh anggota AIESEC UGM. Kegiatan tersebut terinteregasi baik secara lokal, nasional, maupun nasional. Salah satu kegiatan besar AIESEC UGM adalah Global Volunteer.

Kunjungan Project Healvolution AIESEC UGM Jogja (Doc: Istimewa).

Menurut penuturan Alif, Global Volunteer dibagi menjadi dua yakni Incoming Global Volunteer dimana AIESEC UGM menjadi tempat diselenggarakannya proyek dengan peserta mahasiswa asing dari berbagai negara, dan Outgoing Global Volunteer dimana AIESEC UGM mengirimkan perwakilan untuk mengikuti proyek sosial di berbagai negara anggota AIESEC.

“Global Volunteer pelaksanaannya berkala, tetapi tidak tentu tanggal dan bulannya. Biasanya mengikuti musim,” imbuh Alif yang juga mahasiswa Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik UGM angkatan 2018.

Selain Global Volunteer, AIESEC UGM juga memiliki program Global Entrepreneur dan Global Talent yang dapat diikuti oleh para anggotanya. Konsep kegiatan ini adalah pengiriman peserta magang ke berbagai negara anggota AIESEC. Berbeda dengan Gloval Volunteer, waktu pelaksanaan program ini cenderung tentatif, biasanya berkisar antara 4 hingga 12 bulan.

Baca Juga: Melawan Stigma Mahasiswa Paling Lama sebagai Punggawa Mapagama

Selain kedua program tersebut, AIESEC juga memiliki segudang kegiatan lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Pandemi dan Dampak Bagi AIESEC UGM

Tidak bisa dipungkiri, pandemic telah mengubah banyak hal. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Proses pembelajaran kini tidak lagi dilangsungkan secara tatap muka, melainkan dengan media daring.

AIESEC UGM sebagai wadah organisasi mahasiswa pun ikut menanggung dampak dari situasi pandemi ini. Alif mengatakan bahwa AIESEC UGM mau tidak mau harus beradaptasi.

Sampai saat ini, kegiatan yang bersifat offline belum dilangsungkan kembali. Apalagi yang terkait dengan jaringan internasional. Sebab sampai sekarang resiko penularan masih terbilang tinggi.

Sekolah Sycamore AIESEC UGM Jogja (Doc:Istimewa).

Kendati begitu, kegiatan AIESEC UGM tidak berhenti total. Pasalnya, pengurus telah memiliki terobosan. Kepada Suara.com, Alif bercerita soal kegiatan daring yang dilangsungkan oleh pihaknya.

Load More