Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 18:41 WIB
Calon Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berkeliling Kota Bantul dengan menggunakan becak, Sabtu (24/10/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Calon Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menggelar sambung rasa dengan pengemudi becak se-Kecamatan Bantul pada Sabtu (24/10/2020) di bekas kantor DPC PDIP Bejen Bantul. Acara ini sekaligus digunakan untuk menggaet dukungan dari paguyuban para pengemudi becak untuk menambah suara kepada pasangan calon nomor urut satu dalam Pilkada Bantul 2020 ini.

Abdul Halim Muslih mengakui bahwa komunikasi yang dilakukannya dengan para pengemudi becak sudah berlangsung cukup lama. Dari situ, ia masih terus memikirkan berbagai opsi untuk memberikan kesejahteraan bagi para pengemudi becak itu.

"Saya masih terus berpikir cara pemberdayaan mereka [pengemudi becak] akan seperti apa. Seperti yang kita tahu mereka ini sudah punya pekerjaan walaupun memang dengan pendapatan yang tidak menentu. Di samping itu, seiring dengan pertambahan usia yang mayoritas sudah masuk usia tua, membuat pergerakan terbatas juga," kata Halim kepada awak media.

Menurut Halim, setidaknya ada dua hal yang saat ini tengah dipertimbangkan dan digodok terkait dengan kesejahteraan para pengemudi becak.

Baca Juga: Ketahuan Bawaslu, ASN Pemkab Bantul Unggah Status Tak Netral di Medsos

Pertama, yakni dari aspek kesejahteraan sosial. Artinya, seluruh kebutuhan dasar para pengemudi becak harus mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah. Hal itu nantinya akan ditindaklanjuti melalui dinas-dinas terkait semisal Dinas Sosial.

Kedua, akan dilihat dari pemberdayaan ekonomi para pengemudi becak. Hal ini, kata Halim, berkaitan dengan diperlukannya side job atau pekerjaan sampingan selain tukang becak.

"Kita akan lihat apakah mereka petani atau peternak ayam, pembudidaya ikan, atau malah pedagang. Intinya mereka harus punya side job atau pekerjaan sampingan selain tukang becak. Sebab, pemerintah juga tidak mungkin melakukan pemberdayaan tukang secara langsung melalui pekerjaannya sebagai tukang becak. Itu susah, maka salah satu cara membuatkan side job, membuat pekerjaan di luar pekerjaan rutinnya itu," ujarnya.

Disampaikan Halim, nantinya jika para pengemudi becak sudah memiliki pekerjaan sampingan, maka fasilitas akan masuk dan lebih terstruktur. Pekerjaan sampingan ini juga bisa membantu mengurangi kerja berlebih dari para pengemudi becak yang sudah lanjut usia.

Selain itu, masih ada beberapa pendekatan lain yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng aspek pariwisata. Halim menyebutkan, becak dapat digunakan wisatawan yang datang ke Bantul sebagai alat transportasi menuju objek wisata di perkotaan Bantul.

Baca Juga: Tegaskan Taati Prokes, Dua Paslon di Bantul Tanda Tangan Pakta Integritas

"Becak bisa menjadi sarana dan prasaran pariwisata di perkotaan Bantul. Maka dari itu, becak harus dibuat secara menarik dan unik, nanti kita diskusikan lagi terkait itu. Bantul ada banyak seniman juga. Pendekatannya banyak, kalau hanya mengandalkan becaknya saja ya susah untuk dikembangkan," tegasnya.

Sebagaimana diketahui bahwa di sekitar Bantul sudah terdapat beberapa objek wisata yang menarik untuk ditengok wisatawan. Semisal Taman Puspa Gading Tegaldowo Bantul dan Taman Ngepreh Indah.

Sementara itu, Ketua Relawan Bolo Halim, Aming Triyono, menyambut baik beberapa rencana tersebut.

Sejauh ini, kata Aming, para pengemudi becak khusus di Kecamatan Bantul tercatat ada sekitar 100 orang.

Mereka tersebar di beberapa titik, yakni di perempatan Gose, Pasar Bantul, Klodran, Rumah Sakit Panembahan Senopati, Palbapang, dan Bejen. Menurutnya, rencana itu menjadi angin segar bagi para pengemudi becak yang tidak bisa dipungkiri juga sangat terdampak pandemi Covid-19.

"Saya sangat apresiasi acara dan kegiatan kali ini, selain itu juga optimis dengan Pak Halim bisa menyejahterakan para pengemudi becak," ucap Aming.

Load More