SuaraJogja.id - Pemda DI Yogyakarta kembali melakukan uji coba kawasan Malioboro bebas kendaraan bermotor. Rencananya awal November nanti, pemberlakuan Malioboro menjadi kawasan pedestrian diujicobakan.
Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Tak terkecuali para pengusaha dan pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro.
Indra Gusti (45), salah satunya. Pedagang yang sudah 1,5 tahun berjualan di destinasi wisata Malioboro ini kurang mendukung rencana tersebut. Pasalnya, para pedagang akan kerepotan ketika ingin mengantarkan barang.
"Uji coba ini kan sudah berkali-kali, termasuk Selasa Wage itu. Jika memang berencana bebas dari kendaraan bermotor [Malioboro] pedagang malah kerepotan. Tak hanya itu, pengusaha lain juga pasti sulit mengantar barang," ujar Indra, ditemui SuaraJogja.id, Sabtu (31/10/2020).
Ia mengungkapkan, pada waktu tertentu, pedagang akan mengantar puluhan barang melintasi Jalan Malioboro. Setelah mengantar, pedagang akan segera memarkirkan kendaraan di lokasi terdekat.
"Repotnya ketika harus mengantar barang. Jika benar akan dibebaskan dari kendaraan bermotor di sini, kami harus mengantar dengan jalan kaki. Padahal barang yang perlu kami antarkan itu banyak. Nah, kondisi seperti ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah," ujar dia.
Hingga kini pihaknya belum mendapat sosialisasi dari Pemda terkait rencana uji coba tersebut. Namun begitu, dirinya tak mempersoalkan rencana ini.
Pedagang aksesoris tas dan gelang ini mengaku, pemberlakuan Malioboro bebas kendaraan memang tak memengaruhi pendapatan pedagang. Namun, hal itu bisa menjadi masalah bagi wisatawan.
"Biasanya wisatawan datang ke Malioboro kan mencari kenyamanan. Jika tidak boleh melintas dan parkir terlalu jauh, mungkin akan malas berjalan jauh, tapi memang tergantung masing-masing pengunjung. Ada yang mau berjalan jauh, ada juga yang tidak," tambahnya.
Baca Juga: Pekan Depan Malioboro Khusus Pedestrian, Sejumlah Ruas Jalan Jadi Satu Arah
Berbeda dari Indra, pedagang makanan di kawasan Pasar Beringharjo mendukung jika Malioboro dibebaskan dari kendaraan bermotor. Selain mengurangi polusi dan macet, makanan miliknya juga lebih higienis.
"Saya rasa polusi udara berkurang ya. Makanan pedagang juga lebih terbebas dari debu. Saya cukup mendukung rencana itu. Hanya saja, pemerintah harus memperhatikan pedagang lain," ujar Sumiyati sembari melayani pembeli di Malioboro.
Ia mengatakan bahwa pembeli juga mencari makanan yang dirasa higienis. Meski berjualan di jalur pedestrian, pihaknya tetap memberi kenyamanan dan keamanan dari makanan yang dijual.
"Ya pembeli beda-beda keinginannya, ada yang mencari tempat tertutup, ada yang mencari tempat terbuka. Saya sendiri tetap memberi keamanan untuk makanan yang dijual, tapi alangkah lebih baik jika debu atau polusi bisa dikurangi. Mungkin salah satunya dengan mengurangi akses kendaraan masuk ke Malioboro," terang dia.
Plt Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Ni Made Dwi Panti Indrayanti menyebutkan bahwa uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor nantinya dilaksanakan mulai 3 November. Pemda DIY membatasi kendaraan yang boleh masuk melintas, antara lain Trans Jogja, mobil patroli, dan ambulans.
"Selain kendaraan itu nantinya tak boleh melintas. Jadi kami ingin meningkatkan citra di Malioboro sebagai salah satu sumbu filosofis ya. Malioboro juga kami ajukan sebagai World Heritage (Warisan Dunia) ke UNESCO," tambah dia.
Berita Terkait
-
Pekan Depan Malioboro Khusus Pedestrian, Sejumlah Ruas Jalan Jadi Satu Arah
-
Wali Kota Jogja Bakal Sanksi Pelaku Usaha yang Nakal ke Wisatawan
-
Tolak Demonstrasi Anarkis, Ratusan Kawulo Ngayogyakarta Gelar Kirab Bergada
-
Awal November Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor, Ini Tanggapan Warganet
-
Tagar Jogja Trending, Warganet Curcol Soal Rindu
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim