SuaraJogja.id - Wisata jip Merapi merasakan dampak akibat naiknya status Gunung Merapi dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3). Tidak hanya sepi pengunjung, tetapi rute perjalanan wisata jip pun juga dialihkan.
Salah satu pengendara yang tergabung dalam komunitas Jeep Elang Merapi Adventure, Yuli Sugiono, mengatakan, penurunan memang sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan lalu. Namun, emasuki Juli hingga September lalu wisatawan mulai meningkat.
"Setelah diumumkan status Merapi naik jadi Siaga kemarin wisatawan sepi sekali sampai sekarang," ujar Yuli kepada SuaraJogja.id, saat ditemui di pos Jeep Elang Merapi Adventure, di Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (19/11/2020).
Yuli menyampaikan, sepinya pengunjung dapat dilihat dari minimnya jip yang beroperasi. Dari total 35 armada yang ada dan biasa mencari nafkah di situ, hanya 20 saja yang masih cukup sering beroperasi sejak pandemi Covid-19.
Bahkan dari jumlah 20 armada jip itu saja sudah menyusut lagi. Paling tidak, kata Yuli, hanya sekitar 4-5 jip saja yang keluar untuk stand by menanti wisatawan yang datang.
"Biasanya banyak Mas yang ngumpul, tapi akhir-akhir ini ya sepi gini, satu dua saja yang keluar," ucap pria 43 tahun ini.
Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi juga membuat rute perjalanan wisata jip milik Yuli pun tidak maksimal. Sebab semenjak kenaikan status menjadi Siaga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di radius 5 kilo meter dari puncak.
Jika sebelumnya Yuli bisa mengajak berkeliling wisatawan ke Petilasan Mbah Maridjan di Kinahrejo hingga Bunker Kaliadem sekarang tidak bisa lagi. Saat ini Yuli dan rekan-rekannya yang lain menyiasatinya dengan membuka rute baru berkeliling Kaliurang.
"Kita coba buat rute eksplor kaliurang. Jadi rutenya mengelilingi wilayah Kaliurang ini dengan memperkenalkan sejarah-sejarah bangunan zaman Belanda yang ada, sampai paling jauh paling ke Mini Museum," tuturnya.
Baca Juga: Belajar dari Erupsi Merapi 2010, BPBD Sleman Fokus ke Penerimaan Pengungsi
Kondisi yang tak menentu ini juga terasa dari minimnya pemasukan yang diterima oleh Yuli setiap harinya. Jangankan hari biasa, saat akhir pekan pun pendapatan tetap tidak terdongkrak.
"Tidak bisa ditentukan kalau dapat berapa sehari. Dari kondisi sekarang saja ada yang sudah dua minggu tidak ada pemasukan," imbuhnya.
Kendati minimnya wisatawan yang datang menggunakan jasa jipnya, Yuli tetap bersabar dan bertahan. Ia terus bersiap dan setia menunggu wisatawan yang mungkin saja datang, walaupun tidak banyak.
"Golek rezeki to mas, daripada di rumah saja. Saya milih stand by di sini eh siapa tau ada satu dua yang nyantol," tandas pria yang sudah sejak 2013 lalu terjun ke dunia wisata jip lereng Merapi ini.
Berita Terkait
-
Belajar dari Erupsi Merapi 2010, BPBD Sleman Fokus ke Penerimaan Pengungsi
-
Berkali-kali Gempa Guguran, Gunung Merapi Keluarkan Gemuruh Keras
-
Muncul Makelar Ternak, Pemerintah Daerah Diminta Bantu Warga Lereng Merapi
-
Status Gunung Merapi Siaga, Kawanan Monyet Turun ke Pekarangan Rumah
-
Gelisah, Warga Lereng Merapi Pilih Jual Ternak deengan Harga Tak Maksimal
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik