SuaraJogja.id - Penyebaran kasus COVID-19 terjadi di sejumlah kampus di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kini, kasus COVID-19 ditemukan di kampus UII yang terletak di wilayah Kapanewon Ngemplak.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, kasus itu diawali saat salah satu Fakultas di universitas tersebut, mengharuskan 75 orang mahasiswa mereka mengikuti praktikum. Diketahui aktivitas praktikum tersebut tidak dapat digantikan dengan kuliah daring.
"Tetapi sebelum praktikum, dilaksanakan rapid test. Dari rapid ini, dijumpai ada 7 orang reaktif. Setelah mengikuti tes usap, diketahui ketujuhnya positif [COVID-19]," ungkap Joko, dalam Zoom Meeting bersama wartawan, Jumat (20/11/2020).
Setelah dilakukan tracing atas 7 kasus tadi, ditemukan 2 kasus tambahan, sehingga total ada 9 kasus positif COVID-19 di kampus itu.
Terpisah, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Universitas Islam Indonesia (UII) Ratna Permata Sari membenarkan informasi perihal ditemukannya kasus COVID-19 pada mahasiswa UII.
"Untuk perkuliahan, dikarenakan ada kasus tersebut, akhirnya dibatalkan," ujarnya.
Selanjutnya, langkah yang kampus lakukan, berkoordinasi dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Selain itu, mahasiswa bersangkutan sudah isolasi di Asrama Haji.
Kampus juga terus melakukan disinfeksi secara berkala.
Lonjakan kasus usai libur panjang
Baca Juga: Belajar dari Erupsi Merapi 2010, BPBD Sleman Fokus ke Penerimaan Pengungsi
Sementara itu, Dinas Kesehatan Sleman memprediksi lonjakan kasus positif COVID-19 di Sleman dipengaruhi oleh adanya libur panjang yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, terhitung pada 19 November 2020, ada sebanyak 59 kasus COVID-19 tambahan di Kabupaten Sleman. Setelah sebelumnya, dalam pekan yang sama Sleman pernah mengalami nol penambahan kasus.
Libur panjang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19, meski hal itu belum dikaji lebih mendalam secara ilmiah. Hanya mungkin, orang-orang yang sebelumnya tidak pernah keluar rumah atau ke luar daerah asal, jadi keluar daerah, karena libur panjang. Padahal, wisatawan yang masuk ke Sleman berasal dari beragam wilayah dengan warna zona penyebaran berbeda-beda.
"Tapi memang terjadi lonjakan antara 7 sampai 14 hari setelah libur panjang, itu karena pergerakan manusia demikian tinggi kami tidak tahu dari daerah mana. Tapi apakah kasus tinggi ini bisa dihubungkan dengan libur panjang, belum ada analisis yang memadai. Tapi kalau secara asumsi bisa jadi, karena waktunya pas," tuturnya.
"Kemarin juga kan kami sudah mencoba sampling di Tebing Breksi, tetapi tidak ditemukan kasus. Tetapi setelah 7 sampai 14 hari, mulai kelihatan ada peningkatan," imbuh Joko.
Ia menambahkan, kasus COVID-19 di Sleman sudah memasuki gelombang ke-2. Diketahui, pada akhir Oktober 2020 lalu, jumlah kasus di Kabupaten Sleman mengalami penurunan, bahkan selama hampir 19 hari Sleman dinyatakan sebagai zona kuning.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong