"Nah, dari adanya persoalan ini kami berusaha, terutama guru-guru untuk menyisihkan uang dan menyedekahkan harta mereka membelikan kursi roda dan kruk," ungkap dia.
Komunitas Guru Peduli (KGP) DIY sendiri terbentuk sejak Januari 2020. Saat itu hanya didirikan oleh segelintir orang. Tujuannya satu, sebagai guru yang berlabel pahlawan tanda jasa ini bisa membantu masyarakat kecil yang kesulitan.
"Kami berusaha bisa membantu orang-orang yang ada di lingkungan kami. Jadi kami membuat wadah bagi guru-guru yang ada di Yogyakarta untuk bisa bersedekah. Hasil yang terkumpul dibelanjakan alat bantu jalan yang disalurkan ke warga yang membutuhkan," katanya.
Dana yang mereka dapatkan, lanjut Uud diterima dari guru-guru yang sudah melaksanakan sertifikasi. Sebagai bentuk rasa syukur atas sertifikasi itu, KGP merayakannya dengan cara bersedekah.
"Bagi teman-teman guru yang sudah mendapat sertifikasi itu, kami ajak untuk merayakan dengan cara yang baik. Jadi mereka menyisihkan dana untuk disalurkan ke warga yang membutuhkan," ujarnya.
Kegiatan itu rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali, sesuai sertifikasi guru yang dilakukan tiap 3 bulan.
Hingga akhir Desember 2020, sudah empat kali penyaluran kursi roda kepada masyarakat. Pada kegiatan keempat kalinya ini ada 11 kursi roda yang disalurkan ke warga di tiap kabupaten/kota wilayah DIY.
"Jadi tidak hanya Bantul saja, Sleman Gunungkidul, Kulonprogo maupun di Kota Yogyakarta juga kami sasar," ungkap Uud.
Rekan Uud, Praja Mulyantoro mengungkapkan, agar penyaluran tepat sasaran, KGP meminta rekomendasi dari guru yang tergabung di komunitas ini untuk ditunjukkan warga yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Hari Pertama Liburan, Kawasan Pantai di Gunungkidul dan Bantul Masih Sepi
"Jadi kami mendata tiap bulan, orang-orang mana saja yang membutuhkan alat bantu jalan. Biasanya ada guru yang memiliki rekomendasi. Nanti kami data dan kami survei. Ketika sudah saatnya pembagian, akan kami kirimkan," jelasnya.
Membantu sesama warga yang membutuhkan bisa dilakukan oleh setiap orang tanpa melihat latar belakangnya. Praja menilai guru yang disebut-sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa masih bisa memberi manfaat besar. Tak hanya di bidang pendidikan, bidang sosial bisa mereka lakukan.
"Harapannya kami bisa bermanfaat untuk orang banyak. Selain pendidikan, kami bisa membantu warga kecil untuk bisa mendapat hak yang harus mereka terima," kata dia.
Berita Terkait
-
Digelar Virtual, Ini Komunitas Otomotif Peraih Garda Oto Community Award
-
Penyerahan Garda Oto Community Award untuk Komunitas Mobil
-
5 Motor Gede Milik Komunitas Pengeroyok TNI di Bukittinggi Ternyata Bodong
-
BLK Komunitas Jadi Sarana Desa Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
-
Touring ke GWK Jadi Agenda Komunitas Yamaha XSR 155 Saat Tidak Pandemi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan
-
Gunung Merapi Muntahkan Dua Kali Awan Panas dan Ratusan Lava Sepekan Terakhir
-
Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman