Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 06 Januari 2021 | 12:07 WIB
Para pengungsi yang menikmati makanan yang telah dibungkus oleh para relawan di barak pengungsian Glagaharjo, Kamis (12/11/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Anggaran yang paling banyak diserap di dapur umum itu masih mencukupi persediaan logistik yang dibutuhkan. Sebab ditambah pula dengan adanya bantuan dar masyarakat yang juga dapat mengurangi pembelanjaan. 

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman, Wisnu Murti Yani, mengatakan bahwa terdapat pendampingan khusus bagi para pengungsi khususnya lansia yang ada di barak pengungsian. Selain tempat tinggal sementara yang dibuat senyaman mungkin, makanan dan kontrol gizi jadi kunci utama menjaga kesehatan mereka.

"Kebutuhan balita dan lansia selalu dipantau. Seperti berat badan, kesehatan dan makanan yang dikonsumsi setiap harinya," ujar Wisnu.

Wisnu menjelaskan bahwa makanan dan gizi untuk bayi dan lansia memang menjadi perhatian secara khusus juga. Sebab jika tidak justru malah dapat menyusahkan para pengungsi yang ada sehingga membuat mereka tidak betah dan memilih untuk pulang.

Baca Juga: Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas

Sejauh pemantauan yang telah dilakukan, saat awal memang masih ditemui beberapa kendala terkait khususnya makanan. Kadang hal-hal seperti pemotongan sayur yang masih terlalu besar juga menyulitkan para lansia.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan bimbingan teknis (bimtek) yang dilakukan kepada para relawan proses pengolahan makanan pun menjadi lebih baik. Lansia pun kini sudah lebih nyaman dengan masakan yang disajikan oleh para relawan.

"Pengolahan makanan itu penting untuk diperhatikan bagi para lansia agar mereka juga bisa menelan dan mencerna dengan baik. Memang sempat kami temui, keluhan itu waktu awal-awal di barak lalu tapi sekarang sudah baik," ucapnya.

Pengolahan sendiri, kata Wisni tetap berjalan di satu dapur umum yang sama. Hanya saja sekarang semua lebih mengerti dan bisa menyesuaikan apa yang dibutuhkan para pengungsi.

Selain makanan yang telah disajikan secara baik oleh para relawan. Disebutkan, terkhusus untuk bayi akan mendapat makanan instan sebagai tambahan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar

"Makanan instan itu diserahkan langsung kepada para ibu. Kalau instan kan cuma minta air panas. Jadi bisa dikelola ibu sendiri sesuai keinginan dan kebutuhan sang bayi," sebutnya.

Pihaknya juga telah melihat kesediaan sumber air, kualitas airnya, kebutuhan pokok lain, serta dapur umum di barak pengungsian beberapa waktu lalu. Semuanya kini telah berjalan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi. 

Wisnu menyebut jika lansia yang ada di barak pengungsian itu bukan membutuhkan posyandu. Melainkan pendampingan secara khusus dengan bekerja sama dengan relawan yang ada. 

Kondisi warga di pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Minggu (8/11/2020). - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

Para lansia nanti akan diajak untuk berkegiatan supaya mengurangi rasa jenuh saat berada di pengungsian dalam waktu yang cukup lama. Semisal senam sehat di pagi hari serta kegiatan lainnya. 

Hal itu berlaku juga kepada balita yang berada di barak pengungsian. Sudah seharusnya ada penanganan khusus dengan penyesuaian balita di tempat yang memang masih asing bagi mereka.

"Jadi memang penanganan khusus itu lebih dari sekadar menjalankan posyandu saja. Namun lebih dari itu. Walaupun untuk pelayanan posyandu semacam pengecekan bagi balita segala macam sudah berjalan juga dalam beberapa waktu," tuturnya.

Load More