SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul meminta kepada para pengusaha kuliner untuk bisa berinovasi seiring rencana perpanjangan masa Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) di kabupaten Bantul. Rencana tersebut menyusul kebijakan pemerintah pusat, yang akan memperpanjang PPKM Jawa-Bali pada 26 Januari-8 Februari.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis menyarankan agar para pengusaha kuliner buka lebih awal.
"Tentu [perlu] ada kreativitas dari para pelaku usaha sendiri. Misal biasa buka pukul 17.00 WIB, membuka usaha mulai dari pukul 15.00 WIB, sehingga durasi waktu jualan tetap terjaga," terang Helmi kepada wartawan, Minggu (24/1/2021).
Ia melanjutkan, Pemkab akan mengikuti arahan dari pemerintah provinsi, atau Pemda DIY. Hingga kini belum ada keputusan untuk memperpanjang masa PTKM hingga 8 Februari.
Baca Juga: Rugikan Masyarakat, PTKM di DIY Disebut Tak Solutif
"Jika Gubernur [Sri Sultan Hamengku Buwono X] memperpanjang PTKM, kami [Pemkab Bantul] juga akan ikut memperpanjang," terang dia.
Helmi menerangkan, pemberlakuan jam buka warung makan hingga pukul 19.00 WIB untuk makan di tempat dan pukul 20.00 WIB untuk makanan yang dibawa pulang bertujuan menjaga kesehatan masyarakat.
"Penutupan sampai jam 19.00 WIB bukan karena tidak cinta rakyat ya. Dengan cara seperti itu, kesehatan akan tetap terjaga dan ke depan bisa beraktivitas dengan kebutuhan mereka," ujar dia.
Disinggung terkait dampak positif diberlakukannya PTKM selama dua pekan sejak 11-25 Januari, Helmi mengklaim ada penurunan kasus positif Covid-19.
"Dari data yang ada dari Dinkes Bantul, tiap hari ada penurunan kasus dari periode sebelumnya. Namun, jumlahnya, Dinkes yang lebih memahami, yang jelas ada manfaat diberlakukannya PTKM," klaimnya.
Baca Juga: Sepi Pengunjung, Pedagang Goa Selarong Tetap Berjualan demi Bertahan Hidup
Terpisah, Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo menerangkan, rencana PTKM tentu sudah melalui perhitungan di tingkat pusat.
"Pada saat ini jika harus diperpanjang PTKM-nya, pasti sudah ada data datanya dari jumlah kasus [positif Covid-19] atau yang lainnya. Kami akan mengikuti keputusan dari pusat," kata dia.
Sementara itu, pedagang mie Ayam di Jalan KH Wahid Hasyim, Palbapang, Bantul, Sumaryadi (30), tidak mempermasalahkan perpanjangan PTKM hingga 8 Februari.
"Yang penting tidak ditutup total perdagangan yang di pinggir jalan ini. Jika untuk kebaikan bersama tidak masalah," ujar dia.
Ia tak menampik bahwa pengusaha kuliner mengalami kerugian saat PTKM diberlakukan, apalagi operasional usaha kuliner dibatasi sampai pukul 20.00 WIB.
"Sebelum ada PTKM, sebenarnya pendapatan mulai stabil, tetapi ini dilakukan lagi dan pendapatannya justru turun, tapi tidak separah saat pertama kali adanya Covid-19," ujar Sumaryadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh