SuaraJogja.id - Ratusan warga Dusun Turgo, Kelurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman sudah mengungsi ke Barak Purwobinangun sejak Rabu (27/1/2021) sore lalu. Keputusan ini diambil berdasarkan aktivitas Gunung Merapi yang sempat memuntahkan awan panas guguran hingga sejauh 3,5 kilometer dari puncak.
Salah seorang pengungsi, Muriyem (59), warga Dusun Turgo RT3, RW2 mengaku keputusannya dan warga lain untuk turun mengungsi sudah menjadi kesepakatan bersama. Menurutnya keinginan warga untuk mengungsi memang sudah muncul ketika Gunung Merapi mulai bergejolak beberapa waktu lalu yang kemudian didukung oleh pihak-pihak terkait.
"Kemarin turunnya dengan dijemput. Kalau keputusan untuk turun itu kerja sama. Warga menghendaki keamanan, didukung oleh pemerintah kelurahan juga," kata Muriyem saat ditemui awak media, di barak pengungsian Purwobinangun, Jumat (29/1/2021).
Muriyem mengatakan ia turun ke barak pengungsian Purwobinangun bersama dengan anaknya. Sang suami tidak ikut mengungsi bersamanya karena masih mengurusi ternak yang ada.
Baca Juga: Satu Relawan yang akan Bertugas di Barak Purwobinangun Positif Covid-19
Menurutnya semua pihak telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan para pengungsi dengan baik. Hal itu diungkapkan Muriyem, bahwa segala kebutuhannya semenjak turun mengungsi sudah terpenuhi.
"Wonten mriki aman (di sini aman), kebutuhan terpenuhi, dan pokoknya semua sudah dipersiapkan, memenuhi syarat," ucap perempuan yang rumahnya hanya berjarak 1 km dengan Kali Boyong tersebut.
Ketika ditanya mengenai beberapa warga yang sudah sempat turun sementara ke SD Sanjaya Tritis, kata Muriyem, ia masih berada di rumah dan belum ikut mengungsi. Pasalnya saat itu kondisinya sedang kurang sehat sehingga ia lebih memilih untuk beristirahat di rumah.
"Waktu itu saya belum ikut turun karena kemarin kondisi saya sedang tidak sehat. Daripada nanti menyusahkan yang lain lebih baik istirahat di rumah supaya badan sehat dulu," terangnya.
Muriyem menyatakan tidak keberatan dengan kewajiban menjalankan protokol kesehatan selama mengungsi. Menurutnya hal itu memang diperlukan mengingat saat ini pandemi Covid-19 belum usai.
Baca Juga: Pengungsi Turgo Diizinkan Pulang ke Kampungnya, Dibatasi Sampai Jam 10.00
"Ya kalau untuk memakai masker itu menjaga sekitar juga karena sekarang masih ada Covid-19. Kalau hal-hal kebersihan lain itu kebutuhan kita semua juga. Jadi kita harus taat dengan peraturan atau protokol kesehatan. Ini juga untuk kita semua," cetusnya.
Diceritakan Muriyem, mengungsi akibat aktivitas Gunung Merapi yang meningkat bukan pertama kali ini ia alami. Bahkan pada erupsi tahun 2010 lalu ia sekeluarga harus mengungsi hingga di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
"Kalau dicari nyamannya ya nyaman yang sebelum ada pandemi Covid-19. Itu nyamannya, cuma kalau secara keseluruhan, misalkan sekarang tidak ada pandemi ya lebih nyaman sekarang," tandasnya.
Sementara itu Jogoboyo atau Kepala Urusan Pemerintahan Kalurahan Purwobinangun Nurhadi, mengatakan hingga Jumat (29/1/2021) pukul 12.00 WIB siang, jumlah warga di barak pengungsian Purwobinangun tercatat sebanyak 130 orang. Terdiri atas laki-laki sebanyak 47 orang dan perempuan 83 orang.
"Untuk kelompok rentan jumlahnya 78 orang," kata Nurhadi.
Nurhadi menyebut pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana terkait dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di barak pengungsian Purwobinangun. Mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, thermo gun untuk pengecekan suhu hingga penyekatan barak pengungsian untuk warga.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia