Mereka sudah mencoba meminta pengajuan bantuan kepada pihak-pihak terkait namun memang saat ini ketersediaannya tidak ada. Ia menyebut tak mungkin petugas harus menunggu APD yang baru itu datang sementara ada jenazah yang harus segera dimakamkan.
"Kita selalu melakukan pengajuan tapi juga sama-sama kehabisan terpaksa harus pakai yang lama. APD bekas itu juga sumbangan," sebutnya.
Purwanto menuturkan bahwa APD yang telah digunakan itu tidak lantas dibuang begitu saja. Namun mereka rendam lalu dicuci dan disemprot dengan cairan desinfektan.
Hanya baju hazmat dengan bahan tebal saja yang bisa dicuci untuk digunakan lagi. Sedangkan hazmat yang berbahan tipis tidak bisa dicuci dan digunakan kembali karena akan lebih mudah rusak.
Baca Juga: Tertinggi, Pemakaman Pasien Covid-19 TPU Madurejo pada 2021 Tembus 14 Kali
"Setiap habis dipakai direndam terus dicuci. Waktu pertama itu baru bisa langsung dibuang karena memang seharusnya sekali pakai. Tapi lama-lama kan kurang terus dicuci, jemur lalu pakai lagi," tuturnya.
Tak hanya baju hazmat tapi juga dengan sarung tangan latex hingga face shield. Bahkan para petugas pun menyebut masih kekurangan masker medis yang dapat digunakan hanya sekali saja.
Sekarang pun, para petugas pemakaman juga tidak lagi mendapatkan bantuan berupa extra fooding. Mereka harus bertahan dengan mengisi perutnya sendiri di waktu senggang baik sebelum ataupun sesudah bertugas.
"Dulu ada extra fooding, sekarang tidak. Ibaratnya mandiri, makan sendiri. Untuk APD dulu juga pernah diberikan oleh PU berupa bantuan sarung tangan latex, sekarng belum. Mungkin karena dana di awal tahun belum turun. Tapi selagi dana belum turun ya kita tetap melakukan pelayanan," ujarnya.
Purwanto mengatakan, saat ini yang paling dibutuhkan oleh petugas pemakaman adalah masker medis dan sarung tangan latex. Selama ini mereka hanya mengandalkan swadaya bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Baca Juga: Liang Kubur TPU Madurejo Dikabarkan Tinggal 10, Begini Kata Pemkab Sleman
"Selama ini kita mandiri beli sendiri. Kadang ada dari temen yang beli di apotek, lalu buat bersama nanti gantian. Ya swadaya, sambil nunggu dari dinas yang belum cair," imbuhnya.
Keluarga jadi semangat
Persoalan yang dihadapi oleh para petugas di lapangan saat memakamkan jenazah Covid-19 pun belum ditambah dengan persoalan lain yang terjadi di luar. Stigma masyarakat yang seakan mengucilkan menjadi pemandangan biasa bagi Purwanto dan petugas lainnya saat awal bertugas.
Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa petugas pemakaman jenazah Covid-19 itu bersentuhan dengan Covid-19 dan sudah pasti terpapar itu cukup kuat saat pandemi mulai bergulir setahun silam. Tak sedikit warga yang memilih untuk menjauhi para petugas pemakaman termasuk Purwanto.
"Ya dulu sih masih sering. Dulu kan warga masih ketakutan. Jadi di pikiran mereka itu kita pulang membawa virus," katanya.
Ditambah lagi, kata Purwanto, saat itu gerakan lockdown wilayah di kampung-kampung masih juga sering dilakukan. Bahkan sempat ada penolakan dan pengucilan dari warga tempatnya tinggal saat itu.
Berita Terkait
-
Catat Lur! Ini Kelebihan KRL Jogja-Solo Dibanding KA Prameks
-
Tertinggi, Pemakaman Pasien Covid-19 TPU Madurejo pada 2021 Tembus 14 Kali
-
Liang Kubur TPU Madurejo Dikabarkan Tinggal 10, Begini Kata Pemkab Sleman
-
Begini Kronologi Penganiayaan Petugas Pemakaman Pasien Covid-19 di Malang
-
Keluarga Ngamuk, Jenazah Covid-19 Tertukar Nyaris Dimakamkan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh